Langsung ke konten utama

Raih Gelar Paripurna, RSUD Harus Tingkatkan Pelayanan


                Setelah meraih akreditasi dengan predikat Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit, RSUD Indramayu harus meningkatkan pelayanan kepada pasien dan keluarganya. Jika ini dapat dijalankan maka pelayanan prima dapat diwujudkan dan  kepuasan pasien akan tercapai. Hal tersebut ditegaskan Bupati Indrmayu Hj. Anna Sophanah ketika memberikan sambutan pada kegiatan Halal bil Halal dan silaturahmi dengan seluruh jajaran RSUD Indramayu, Jum'at (28/07/2017) di RSUD Indramayu.

                Menurut Anna, pihaknya mengajak kepada seluruh jajaran di RSUD Indramayu mulai dari petugas parkir, security, petugas loket, layanan informasi, petugas kebersihan, administrasi, layanan apotek, perawat, dokter, dan petugas medis lainnya sampai dengan jajaran direksi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan keluarganya.

                Memberikan pelayanan prima dengan setulus hati adalah pelayanan yang mampu memenuhi bahkan melampaui harapan pasien dengan tidak membedakan status social pasien.

                "Saya berkeyakinan dengan senyum, sikap ramah dan ketulusan hati dalam melayani pasien merupakan obat yang paling mujarab, hal ini dapat menumbuhkan semangat pasien untuk berupaya meningkatkan derajat kesehatannya," kata bupati.

                Sementara itu, Plt Direktur RSUD Indramayu, Dr. Lisfayeni mengungkapkan, memberikan pelayanan prima kepada pasien merupakan komitmen yang saat ini tengah dibudayakan karyawan di lingkungan RSUD Indramayu. Meskipun demikian, pihaknya mengakui masih ada beberapa kekurangan yang harus segera dibenahi untuk mempertahankan dan meningkatkan status RSUD Indramayu tersebut.

                "Saat ini RSUD Indramayu sudah akreditasi paripurna, dengan predikat ini tentu saja hingga sterusnya akan dilakukan akreditasi dengan dilakukan supervisi setiap tahun dengan standar yang terus meningkat," kata Lisfayeni.

Dengan telah mendapatkan akreditasi paripurna ini, diharapakan RSUD Indramayu bisa menjadi pilihan utama sebagai tempat berobat bagi warga Indramayu sehingga tidak keluar daerah. DENI SANJAYA / Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Indramayu

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu