Langsung ke konten utama

Jembatan Pecuk Akhirnya Dibangun

INDRAMAYU 15/12/2011 (www.humasindramayu.com) – Harapan masyarakat di Kecamatan Arahan dan Sindang untuk memiliki jembatan akhirnya terwujud.


Pemerintah Kabupaten Indramayu memastikan Jembatan Pecuk yang terletak di Desa Panyindangan Kulon, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu segera dibangun. Rencana pembangunan jembatan siap digunakan masyarakat pada 2012 mendatang. Jembatan ini sempat tertunda selama tiga tahun.

 

Menurut Kabid Jembatan pada Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu Sutiyono mengatakan, pembangunan Jembatan Pecuk dipastikan selesai setelah Pemerintah Kabupaten Indramayu mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 4,2 miliar dari pemerintah pusat melalui APBN perubahan 2011.

Dia menyebutkan, terhambatnya proyek pembangunan Jembatan Pecuk di Desa Panyindangan Kulon,Kecamatan Sindang karena minimnya anggaran. Sebab,kebutuhan untuk memenuhi rangka baja jembatan sepanjang 120 meter tidak bisa dianggarkan penuh melalui dana APBD. "Rangka baja jembatan yang harus disiapkan dengan ukuran panjang jembatan 120 meter dan lebar 6 meter, dikalkulasikan sebesar Rp7 miliar,"kata dia.

Dia menyebutkan, Pemkab Indramayu telah menganggarkan di APBD 2010 sebesar Rp1,2 miliar untuk proses pembangunan jembatan. Dengan adanya suntikan dana dari pemerintah pusat diharapkan bisa mempercepat proses penyelesaian proyek pembangunan jembatan tersebut.

"Di 2012, kami harapkan jembatan sudah layak pakai," ujarnya. Pembangunan Jembatan Pecuk kembali dilakukan sejak November hingga Desember dengan memasang rangka baja. Jembatan tersebut sebenarnya sangat didambakan warga di Kecamatan Arahan dan Sindang. Sebab, selama ini warga harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk menuju ke pusat kota Indramayu.

Jika ingin lebih cepat,warga terpaksa menggunakan jasa transportasi air melalui perahu tambangan."Kalau melintasi sungai dengan perahu,sangat dipengaruhi dengan kondisi alam,kalau air sungai sedang pasang seperti saat ini,warga terpaksa harus melintasi jalan memutar yang jaraknya belasan kilometer,"ujar Khaerudin,39,warga Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi.

Jembatan penghubung dengan belasan desa di wilayah Cantigi dan Arahan akan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Bahkan sebagian warga berkeyakinan bila ruas jalan Arahan maupun Sindang akan menjadi wilayah yang diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat.

Sementara itu Camat Arahan Suratno mengatakan, wilayah Kecamatan Arahan selama ini kerap mengalami kendala terutama dalam kelancaran transportasi angkutan. Sebab, ruas jalan Lohbener-Arahan hingga Kecamatan Cantigi ditempuh sekitar 20 km akibat kondisi kerusakan jalan. (deni/www.humasindramayu.com)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu