Langsung ke konten utama

Pesta Buku

Wujudkan Gerbang Maca

Disarpus Gelar Pesta Buku Murah Gramedia

 

            Dengan jumlah penduduk sekitar 1,8 juta jiwa dan 317 desa/kelurahan saat ini di Kabupaten Indramayu hanya 6 orang dari setiap desa/kelurahan yang memiliki minat baca.  Rendahnya minat baca ini mendorong Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Indramayu untuk terus melakukan terobosan dan inovasi salah satunya adalah dengan menggelar Pesta Buku Murah Gramedia.

            Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Indramayu, Wawang Irawan menjelaskan, Pesta Buku Murah Gramedia ini dilaksanakan sampai dengan tanggal 14 Mei 2017 mendatang. Berbagai buku yang di pubish oleh Gramedia dijual secara murah mulai dari harga 10.000 dan digelar di halaman Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Indramayu.

            Wawang menambahkan, Pesta Buku Murah Gramedia ini digelar setiap tahun sebagai upaya untuk terus menumbuhkan minat baca masyarakat Indramayu yang masih jauh dari harapan.

            "Pesta Buku Murah Gramedia ini kita gelar setiap tahun, respon masyarakat sangat bagus karena mereka disediakan buku murah dengan kualitas baik dan tidak harus pergi jauh. Kita berharap ini bisa mendongkrak minat baca masyarakat Indramayu," katanya.

            Sementara itu Wakil Bupati Indramayu, H. Supendi menjelaskan, untuk menggelorakan semangat gemar membaca untuk semua lapisan masyarakat maka semua kantor/dinas/sekolah setelah mengaji Al-Qur'an 15 menit harus ditambah membaca buku 15 menit setiap hari. Para pelajar membaca buku non pelajaran dan bagi pegawai bisa membaca buku umum ataupun literasi perundang-undangan sehingga terbuka wawasannya.

            "Semua SKPD, kecamatan, dan desa harus terus mengembangkan pengelolaan perpustakaan. Sementara untuk desa/kelurahan untuk menyisihkan ADD untuk pengelolaan pengembangan perpustakaan dan mengajak masyarakat untuk membaca di perpustakaan desa," tegas wabup.

            Yang juga tidak kalah pentingnya adalah dukungan dari para orang tua dengan memberikan bimbingan kepada anak-anaknya agar dibiasakan membaca sendiri. Orang tua harus memberikan contoh kepada anaknya dengan memberikan waktu, tempat, untuk sama-sama membaca dengan anggota keluarga lainnya.

            "Gerbang Maca ini akan menjadi rumah besar seluruh kegiatan bersama pemerintah beserta semua stakeholder yang berkaitan dengan literasi. Semua pihak harus mendukungnya, karena bertugas di perpustakaan sangat berat karena memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa," tegas wabup. DENI SANJAYA / Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Indramayu       

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu