Langsung ke konten utama

Pemda dan NU Bersinergi Cegah Paham Radikalisme


            Pemerintah Daerah Indramayu bersama dengan Nahdatul Ulama (NU) harus bersinergi dalam mencegah paham radikalisme dan sesat supaya tidak berkembang dengan cara merangkul semua pihak dan memberikan masukan kepada masyarakat sehingga wilayah Indramayu selalu terjaga dalam kondisi aman dan kondusif.

            Hal tersebut ditegaskan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika menghadiri Pelantikan Pengurus Cabang NU Kabupaten Indramayu masa khidmat 2017 – 2022 yang berlangsung di Gedung Dakwah NU Indramayu, Selasa (04/04/2017).

            Bupati menegaskan, sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, NU selalu mengedepankan prinsip – prinsip toleransi dan keseimbangan yang akan menjaga stabilitas negara dan bangsa Indonesia. Meski mayoritas warga negara Indonesia adalah muslim namun bagi NU Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati dan ideologi Pancasila yang merupakan landasan kehidupan berbangsa dan bernegara sudah final, serta menyadari keragaman masyarakat Indonesia yang berbeda-beda baik suku, budaya, dan agama yang merupakan rahmat bagi bangsa Indonesia, yang perlu dipupuk dan dibina.

Dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, lanjut bupati, kaum nahdliyin senantiasa mengedepankan keseimbangan antara semangat dan kemampuan. Hal ini berbeda dengan komunitas dengan aliran radikalisme dan aliran sesat dimana yang ditonjolkan adalah semangat yang dilandasi pemikiran sempit  saja tanpa diimbangi dengan kemampuan beragama secara kafah sehingga pada akhirnya banyak memunculkan pemikiran yang menyimpang.

"Untuk itu peran ulama khususnya dari kalangan nahdliyin sangat dibutuhkan untuk meluruskan hal tersebut," tegas bupati.

NU merupakan mitra strategis bagi Pemerintah Kabupaten Indramayu dan berperan besar dalam pembangunan. Selama ini, NU senantiasa menjadi pendukung utama program dan kebijakan pemerintah daerah. Hampir dapat dipastikan, keberhasilan berbagai program pembangunan di Kabupaten Indramayu salah satunya berkat peran dan dukungan NU dan kaum nahdliyin. DENI SANJAYA / Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Indramayu

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu