Langsung ke konten utama

Bupati Resmikan Penggunaan TPI Dadap

Bupati Resmikan Penggunaan TPI Dadap

Kerja Keras Kembalikan Kejayaan Nelayan

 

          Pemerintah Kabupaten Indramayu yang dikomandoi Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah terus berupaya dan bekerja keras untuk mewujudkan kejayaan nelayan. Ini dilakukan agar nelayan-nelayan Indramayu memiliki daya saing dan mencapai kesejahteraan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyediakan sarana untuk kepentingan nelayan dalam menjual hasil tangkapannya.

 

Untuk itu, pada Selasa (24/01/2017) Bupati Indramayu meresmikan penggunaan TPI Dadap Kecamatan Juntinyuat. Diharapkan dengan adanya tempat yang representatif, kegiatan ekonomi di sektor perikanan laut menjadi lebih dinamis yang ujung-ujungnya membuat pendapatan nelayan meningkat.   

 

          Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Ir. Abdur Rosyid Hakim menjelaskan, saat ini di Kabupaten Indramayu terdapat 3 wilayah yang dijadikan pusat perikanan yakni TPI Eretan untuk kawasan Indramayu Barat, TPI Karangsong untuk wilayah Indramayu Tengah, dan belakangan TPI Dadap untuk Indramayu Timur.

 

Disebutkan, pada tahun 2016 yang lalu, perkembangan TPI Dadap ini cukup membanggakan dan berkontribusi bagi PAD Kabupaten Indramayu. Tahun 2016 TPI Dadap berhasil mencatatkan jumlah transaksi mencapai Rp 28.113.000.000,00.

 

          "Pembangunan TPI Dadap ini telah menyerap anggaran APBD sebesar 1,8 miliar. Harapannya dengan TPI baru yang lebih dekat dengan laut maka akan memangkas biaya operasional dan mengefektivkan proses bongkar muat dan lelang ikan," tegas Hakim.

 

          Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seperti yang dirilis Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu menjelaskan, Dadap merupakan  salah satu sentra nelayan terbesar di Kabupaten Indramayu baik dalam jumlah nelayan maupun armadanya. Tercatat potensi nelayan Dadap adalah 9.129 nelayan yang terdiri dari 529 juragan (pemilik perahu) dan 8.600 buruh nelayan serta mengelola 68 kapal dan 711 motor tempel.

 

          "Dengan panjang pantai 147 km. harusnya bisa memanfaatkan kekayaan laut dengan sebaik mungkin untuk usaha perikanan dan kelautan. Anugrah ini belum digunakan secara optimal karena masih adanya keterbatasan terutama dalam penangkapan ikan yang masih didominasi oleh nelayan kecil dengan armada di bawah 10 gross ton (GT)," kata Anna.

 

          Anna menambahkan, berkembangnya usaha penangkapan ikan di laut, akan berdampak pada berkembangnya ekonomi masyarakat sekitarnya melalui tumbuhnya peluang usaha sampingan lainnya mulai dari jasa pendaratan ikan, perdagangan, pengolahan, dan jasa distribusi.

 

          "Hal ini akan terwujud apabila usaha penangkapan ikan di laut sebagai kegiatan ekonomi hulu tersentralisasi di satu tempat yaitu PPI," tegas Anna. DENI SANJAYA / Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Indramayu

 

           


Virus-free. www.avast.com

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu