Langsung ke konten utama

Anna Sophanah Kagumi Jepretan Fotographer

Anna Sophanah Kagumi Jepretan Fotographer


          Pelaksanaan Festival Tjimanoek 2016 meskipun sudah  berakhir namun terus menyisakan kenangan yang sangat luar biasa bagi masyarakat Indramayu. Terlebih bagi orang nomor satu di Indramayu yakni Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah yang sangat terkesan dengan jepretan para fotographer di event tersebut.


          Seperti diketahui, pada puncak Festival Tjimanoek 2016 digelar lomba Indramayu Culture Fotography Competition. Kegiatan tersebut menyita perhatian para fotographer dari berbagai wilayah di Indonesia untuk berbondong-bondong mendatangi Kabupaten Indramayu. Bahkan event itu sanggup membuat fotographer dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunai Darussalam untuk mendatangi Indramayu dan berbaur dengan masyarakat dan menikmati keindahan alam dan budaya Indramayu.


          Dari lomba itu, didapati foto terbaik dengan judul Cimanuk Karnival 2016 hasil karya M Jeffry Hanafiah dari Yogyakarta dan berhak mendapatkan uang pembinaan senilai 10 juta rupiah.


          Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, dijadikannya Festival Tjimanoek sebagai agenda tahunan diharapkan dapat menarik wisatawan baik domestic maupun luar negeri. Namun demikian kehadiran para fotographer dari luar daerah ini merupakan langkah positif untuk memperkenalkan budaya dan juga alam Indramayu melalui media foto.


          "Kami sangat apresiasi kehadiran para fotographer ini. Hasilnya sangat luar biasa cantik karena dibidik dengan kamera oleh para fotographer. Insya Allah tahun berikutnya jadwal Festival Tjimanoek bisa lebih tepat waktu bisa kita publish termasuk ke luar negeri," tegas Anna.


          Sementara menurut Turidi salah seorang panitia dan juga anggota Asosiasi Fotographer Indramayu (AFI) mengatakan, agenda Festival Tjimanoek sudah mulai menarik para wisatawan dari luar daerah Indramayu. Hal itu juga menarik para photographer untuk mengetahui keindahan Indramayu untuk berburu foto di Festival Tjimanoek. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu