Langsung ke konten utama

Wujudkan Budaya Baca

Wujudkan Budaya Baca

Indramayu Launching Gerakan Madrasah Literasi

 

          Untuk mewujudkan budaya baca di lingkungan madrasah dan sejenisnya di Kabupaten Indramayu. Pemerintah Kabupaten Indramayu bersama dengan Kantor Kementrian Agama melakukan Launching Gerakan Madrasah Literasi yang dipusatkan di Alun-Alun Indramayu dan MTS Negeri Karangampel, Jum'at (28/10/2016) bersamaan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88.

          Wakil Bupati Indramayu H. Supendi menjelaskan, gerakan ini diharapkan tidak hanya mendorong siswa untuk gemar membaca. Tetapi, juga mendorong siswa dapat mengomunikasikan hasil bacaannya kepada pihak lain. Ini penting mengingat kemampuan komunikasi siswa Indonesia umumnya masih cukup rendah.

Menurutnya, gerakan ini harusnya dapat menjadi upaya agar siswa menyerap banyak pengetahuan dari buku yang dibaca. Dan yang tidak kalah penting, siswa dapat menyampaikan hasil bacaannya kepada orang lain. Sekolah Madrasah yang jumlahnya cukup banyak di Kabupaten Indramayu, menjadikan gerakan ini optimis bisa diterima dan berhasil dalam penerapannya.

Supendi menambahkan, saat ini gerakan literasi di Kabupaten Indramayu cukup membanggakan. Pasalnya Kantor Arsip dan Perpustakaan Kab. Indramayu telah memiliki ruang perpustakaan yang representative untuk kenyamanan pengunjung. Selain itu juga telah menerapkan system digital katalog, serta bahan referensi bagi kabupaten/kota di Indonesia untuk  melakukan studi banding.

Hal lainnya juga adalah keberhasilan perpustakaan Desa Majasari Kecamatan Sliyeg yang telah menjuarai juara III Nasional pada lomba perpustakaan desa. Serta diraihnya penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka dari Perpustakaan Nasional RI kepada Bupati Indramayu atas prestasi sebagai birokrat yang telah mampu mengembangkan budaya baca di Kabupaten Indramayu.

"Jika budaya literasi bisa dimulai dari sekolah-sekolah, maka kebangkitan Indramayu dan juga Indonesia menjadi Negara maju optimis bisa terealisasi," tegas wabup.

Sementara itu Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Indramayu, Yayat Hidayat mengatakan, Gerakan Madrasah Literasi ini nantinya para siswa melakukan baca buku secara massal dengan metode membaca senyap setiap harinya serta akan diberikan tugas dengan merangkum dan memberikan komentar atau risalah dari buku yang telah dibacanya tersebut.

Launching Gerakan Madrasah Literasi ini mendapatkan sambutan dan apresiasi dari para siswa yang ada di MTSN Karangampel. Diharapkan dengan gerakan ini bisa menambah jumlah buku bacaan yang ada di perpustakaan sekolahnya tersebut. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu