Langsung ke konten utama

1000 Orang Bersihkan Saluran Sekunder Kandanghaur


                Sebanyak 1000 orang yang berasal dari unsur TNI, Polri, KTNA, dan masyarakat di wilayah Kabupaten Indramayu melakukan aksi bersih-bersih sungai di Saluran Sekunder Kandanghaur yang berada di Desa Sidadadi Kecamatan Haurgeulis, Senin (03/10/2016).

                Kegiatan tersebut diawali dengan apel bersama yang dipimpin oleh Wakil Bupati Indramayu H. Supendi yang juga dihadiri oleh perwakilan BNPB, BPBD Jawa Barat, serta lainnya.

                Kepala Harian BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana menjelaskan, kegiatan bersih-bersih sungai tersebut dimulai dari saluran induk Desa Bugis sampai saluran induk Desa Kedungdawa pada 7 (tujuh) titik lokasi yang dilewati oleh Saluran Sekunder Kandanghaur.

                Edi menambahkan, kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Jadi Kabupaten Indramayu ke-489 dan juga sebagai upaya pengurangan resiko bencana. Apel siaga ini juga untuk mengetahui kesiapan personil untuk melaksanakan bersih-bersih sungai dan menumbuhkan jiwa kegotong-royongan dan kepedulian semua pihak terhadap kebersihan sungai sebagai sumber kehidupan yang harus dijaga.

                Sementara itu Wakil Bupati Indramayu, H. Supendi, mengatakan, kegiatan kebersihan sungai ini harus terus dilanjutkan pasalnya sangat penting karena wilayah Indramayu merupakan muara dari berbagai sungai besar yang ada di Jawa Barat.

                "Kejadian musibah di Kabupaten Garut harus dijadikan pelajaran semua pihak. Apalagi di Kabupaten Indramayu sebagai muara dari Sungai Cimanuk. Sehingga air meluap dan tanggul jebol harus diantisipasi dari saat ini," tegas wabup.

                Selain itu, adanya perkiraan cuaca dari BMKG bahwa tingkat curah hujan bulan Oktober sampai Januari ini akan tetap tinggi sehingga harus diwaspadai. Namun disisi lain, hal ini bisa juga menguntungkan petani yang berharap banyak terhadap keberadaan air. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu

               

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu