Langsung ke konten utama

Ziarah dan Doa Bersama Sambut Kirab Pusaka Wiralodra


 

Dalam rangkaian HUT ke-489 Kabupaten Indramayu tahun 2016 Kamis pagi (29/09/2016) diterima Kirab Pusaka  peninggalan sejarah Raden Aria Wiralodra yang telah keliling ke semua kecamatan yang ada di Indramayu. Penerimaan dilakukan di Makam Raden Wiralodra di Desa Sindang Kecamatan Sindang.

 

Rombongan Kirab Pusaka diterima langsung Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah di halaman Makom Raden Wiralodra Indramayu yang ditandai dengan penerimaan kembali senjata Cakra dari H. Dasuki, sebagai pengurus benda-benda pusaka dan orang kepercayaan keturunan Raden Aria Wiralodra. Dalam kesempatan itu hadir pula Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), anggota DPRD, kepala SKPD, pejabat eselon III, camat, dan rombongan inti peserta kirab.

 

Sebelum masuk areal Makom Raden Wiralodra peserta kirab telah melintasi 31 kecamatan dan sebagai kecamatan terakhir adalah Kecamatan Sindang. Sebelumnya kirab telah dilepas oleh Wakil Bupati Indramayu di halaman Pendopo Indramayu, pada 21 September 2016 yang lalu.

 

                   Setelah menerima Senjata Cakra selanjutnya dilakukan do'a bersama yang dipimpin oleh ketua MUI Kecamatan Sindang yang kemudian dilanjutkan dengan tabur bunga dipusara makam pendiri Indramayu tersebut.  DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Indramayu

                              

 

 

 


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu