Langsung ke konten utama

Indramayu Ukir Sejarah


Kirab Api PON

Indramayu Ukir Sejarah

            Indramayu mengukir sejarah pada pelaksanaan PON XIX dan Peparnas XV tahun 2016 ini. Pasalnya, api PON diambil dari sumber api alam yang berasal dari Desa Majakerta Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu, Senin (05/10/2016).

            Tepat pada pukul 07.00  api PON yang berasal dari sumber api alam tersebut diambil oleh Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman dan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah yang selanjutnya diserahkan kepada Kopda Yulianto dan bersama dengan pasukan gabungan diarak menuju Alun-Alun Indramayu.

            Sesampainya di Alun-Alun Indramayu api PON dibawa oleh atlet yang berasal dari Indramayu yakni Sukarya dari cabor tinju terakhir mengikuti kejurnas dengan memperoleh medali emas dan Aminah atlet berkebutuhan khusus dari cabor tenis meja terakhir mengikuti PON di Kalimantan Timur.

            Setelah diserahkan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani selanjutnya api PON diserahkan kepada legenda atlet dari Kabupaten Indramayu yakni Darma dari cabor angakt berat dengan prestasi 9 kali juara nasional, 4 kali juara PON, dan 1 kali juara asia. Dan kepada Suprayitno atlet berkebutuhan khusus dari cabor atletik terakhir mengikuti Sea Games Kobe Jepang pada 1989. Untuk selanjutnya dilakukan estafet perjalanan menuju Kota Cirebon.

            Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, merasa bangga karena Kabupaten Indramayu menjadi bagian penting dari pelaksanaan PON kali ini bahkan sejarah pelaksanaan PON bisa diukir dan diawali dari Kabupaten Indramayu.

            Kebanggan itu bertambah setelah 3 cabor ditetapkan untuk menggelar pertandingan di Kabupaten Indramayu yakni cabor layar di pantai Balongan dan Renang bebas dan selam di pantai Tirtamaya.

            "Kita berharap catur sukses yang diharapkan semua pihak bisa terwujud yakni sukses prestasi, sukses pelaksanaan, sukses perekonomian, dan sukses administrasi bisa dirasakan oleh semua pihak," kata Anna.

            Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Menteri Puan Maharani mengatakan, pelaksanaan PON di Jawa Barat yang diawali dari Kabupaten Indramayu ini sangat luiar biasa karena pemerintah daerahnya dan masyarakat memberikan dukungan yang sangat luar biasa bagi pelaksanannya. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu