Langsung ke konten utama

FORMI Harus Mampu Torehkan Prestasi


            Meskipun hanya olahraga rekreasi atau olahraga tradisional  tapi para pengurus Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) harus mampu menorehkan prestasi dan bisa membanggakan Indramayu dan Indonesia.

            Hal tersebut ditegaskan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika memberikan sambutan pada Pelantikan pengurus FORMI Kabupaten Indramayu masa bhakti 2016 – 2021 yang berlangsung di Pendopo Indramayu, Jum'at (02/10/2016).

            Menurut Anna Sophanah seperti yang dirilis Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu menjelaskan, saat ini beberapa cabang olahraga FORMI cukup memeberikan prestasi yang membanggakan dengan menyumbangkan emas berturut-turut. Namun demikian prestasi itu tidak lantas menjadi euphoria dan kemudian lalai akan tetapi harus terus menumbuhkan prestasi yang lebih baik dari saat ini.

            "FORMI sebelumnya telah menorehkan prestasi baik ditingkat regional maupun nasional, maka kedepan FORMI harus mampu berprestasi di kancah internasional. Dengan kerjakeras ini bukan satu hal yang mustahil. Jika pengurus bersama-sama dengan atlet dan pemerintah mempunyai komitmen yang sama, yakni meraih prestasi terbaik," tegas Anna.

            Selanjutnya, FORMI harus mampu menjadi wadah bagi tumbuh kembang sekaligus pelestari olahraga tradisional.  Kedepannya FORMI juga harus mampu membuat konsep agar generasi muda yang akan datang tahu olahraga tradisional bukan hanya dari catatan sejarah.

            Sementara itu Ketua FORMI Kabupaten Indramayu, Abdul Rozak Muslim mengatakan, FORMI Indramayu akan terus berkomitmen memberikan peran terbaik dalam prestasi dan juga pembinaan agar olahraga tradisional tersebut bisa terus dicintai oleh masyarakat dan tidak punah dimakan oleh arus modernisasi.

            Salah satu prestasi terbaik yang disumbangkan oleh FORMI Indramayu adalah dari cabang bakyak dimana telah mampu meraih medali emas pada invitasi olahraga tradisional tingkat nasional di Bangka Belitung tahun 2011. Kemudian meraih medali emas pada festival olahraga tradisional tingkat nasional di senayan tahun 2011.

            Kemudian juga meraih medali emas Menpora Cup dengan jarak 2 km dengan waktu tempuh 16 menit 47 detik tahun 2011. Meraih medali emas festival olahraga tradisional tingkat nasional di Renon Bali tahun 2015, dan meraih medali emas PORPEMDA Jawa Barat tahun 2013, 2014, dan 2015.

            Dan pada bulan Oktober mendatang, kontingan Indramayu ini mewakili Indonesia pada Olimpiade olahraga tradisional yang akan digelar di Jakarta. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu