Langsung ke konten utama

Anna Sophanah Raih Nugra Jasadarma Pustaloka



            Peringatan HUT Proklamasi ke-71 Kemerdekaan RI tahun 2016 ini merupakan kado manis bagi Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah. Pasalnya, hal ini bersamaan dengan diraihnya penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka tahun 2016 dengan kategori Birokrat yang peduli terhadap pengembangan perpustakaan dan kegemaran membaca dari Perpustakaan Nasional RI.

            Penyerahan penghargaan diserahkan pada Selasa, 16 Agustus 2016 pukul 18.30 Wib di Balai Kartini – Jakarta Pusat. Namun karena bersamaan dengan rangkaian HUT Proklamasi Kemerdekaan RI tingkat Kabupaten Indramayu penghargaan tersebut diterima oleh Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Indramayu.

            Nugra Jasadarma Pustaloka adalah merupakan bentuk penghargaan tertinggi yang diberikan Perpustakaan Nasional kepada pihak-pihak yang dinilai telah berkontribusi besar bagi pengembangan perpustakaan dan minat baca di daerahnya. Diantaranya adalah kategori koleksi deposit terbaik, bercerita tingkat SD/MI nasional, Pustakawan berprestasi tingkat nasional, perpustakaan umum kabupaten/kota terbaik nasional. Kategori tokoh media, kategori masyarakat, tokoh masyarakat dan lifetime achievement.

            "Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah meraih penghargaan dengan kategori birokrat yang peduli terhadap pengembangan perpustakaan dan kegemaran membaca di daerahnya. Sudah banyak terobosan dan komitmen dari Bupati Indramayu," tegas Sekrtaris Umum Perpustakaan Nasional Drs. H. Dedi Junaedi, M.Si.

            Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, dirinya terus berkomitmen untuk menumbuhkan dan membudayakan gemar membaca di berbagai pelosok Kabupaten Indramayu. Untuk itu, sebagai pemimpin daerah dirinya akan terus mencari terobosan dan juga kerjasama dengan pihak lain agar program tersebut bisa terus berjalan di Kabupaten Indramayu.

            "Saat ini sudah ada perpustaakn umum di kantor desa dan juga tempat ibadah atau masjid dan sarana umum lainnya. Memang belum bisa menjangkau semuanya, namun secara perlahan kebutuhan perpustakaan di berbagai daerah dan sarana umum terus diciptakan agar minat baca terus tumbuh di masyarakat Indramayu," tegas Anna Sophanah.

            Pada acara Riung Mungpulung yang digelara Rabu (17/08/2016) di Pendopo Indramayu, Bupati Anna Sophanah menerima penghargaan tersebut dari Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Indramayu.

            Dalam acara Riung Mungpulung tersebut juga diserahkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI kepada Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKPPP) H Warjo, tanda kehormatan 30 tahun. Sekretaris Dinas Keuangan Daerah Iin Indrayati, tanda kehormatan 20 tahun dan Moch Sudrajat dari Inspektorat tanda kehormatan 10 tahun. Diserahkan pula SK Pensiun dan bantuan dana purna tugas dari DP Korpri kepada para pensiunan, dan tunjangan kepada para veteran. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu