Langsung ke konten utama

Ziarah dan Doa Bersama Awali Kirab Pusaka Wiralodra

 

Dalam rangkaian HUT Indramayu ke-488 tahun 2015 Kamis pagi (03/10/2015) dilepas Kirab Pusaka  peninggalan sejarah Raden Bagus Aria Wiralodra ke semua kecamatan yang ada di Indramayu. Pusaka yang dibawa untuk kirab yakni Gagak Winangsih, Cakra, Tombak, dan lainnya.

 

Pelepasan kirab pusaka dilakukan Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah di halaman Makom Raden Wiralodra Indramayu yang ditandai dengan penyerahan senjata Cakra kepada H. Dasuki, sebagai pengurus benda-benda pusaka dan orang kepercayaan keturunan Raden Bagus Aria Wiralodra. Dalam kesempatan itu hadir pula Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), anggota DPRD, kepala OPD, pejabat eselon III, camat, dan rombongan inti peserta kirab.

 

Selepas keluar dari areal Makom Raden Wiralodra peserta kirab langsung menuju Kecamatan Sindang, Pasekan dan selanjutnya ke Kecamatan Indramayu dan kecamatan lainnya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, kirab yang diselesaikan dalam waktu 1 hari. Namun pada tahun ini, kirab pusaka dilaksanakan hingga 7 hari mendatang.

 

            Kirab ini akan berhenti dan bermalam di kecamatan yang telah disepakati, untuk hari pertama peserta kirab bermalam di Desa Dukuhjati Kecamatan Krangkeng, hari kedua bermalam di Desa Tambi Kecamatan Sliyeg, kemudian hari ketiga bermalam di Desa Rajasinga Kecamatan Terisi, hari keempat di Alun-Alun Haurgeulis, hari kelima di Alun-Alun Kecamatan Bongas, hari keenam di Kantor Kecamatan Lohbener, dan dihari ketujuh atau tepatnya 7 Oktober 2015, kirab pusaka sudah kembali ke Indramayu dan dipamerkan di ajang Pameran Benda Pusaka.

 

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, kirab pusaka yang dilakukan bertujuan untuk lebih menghormati benda-benda pusaka peninggalan sejarah dan lebih mengenalkan kepada masyarakat Indramayu yang tersebar di 31 kecamatan. Sebagai peninggalan sejarah, kirab pusaka ini sangat bagus untuk dikenalkan kepada generasi muda yang ada di Indramayu.

 

"Selama bermalam di tengah-tengah masyarakat, pasukan kirab akan berbaur dengan masyarakat dan disuguhkan berbagai hiburan untuk masyarakat Indramayu," kata bupati.

 

Sebelum kirab pusaka dilepas oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah, terlebih dahulu diawali dengan doa bersama dan ziarah di Makom Raden Wiralodra yang dihadiri oleh ratusan warga masyarakat dan undangan lainnya. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Indramayu                           

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu