Langsung ke konten utama

Bupati Indramayu disambut Hangat Warga Desa Jatisawit Lor

Bupati Indramayu disambut Hangat Warga Desa Jatisawit Lor


            Kehadiran Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah disambut hangat dan gembira oleh warga Desa Jatisawit Lor Kecamatan Jatibarang. Bahkan Bupati Indramayu langsung berbaur dengan masyarakat dan tidak ada sekat antara pemimpin dengan rakyatnya. Kehadiran orang nomor satu di Indramayu itu dalam rangka memenuhi undangan dari panitia syukuran yang berlokasi di Mbah Buyut Purwa yang ada di desa  tersebut, Selasa (15/09/2015).

            Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seperti yang dirilis Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu mengatakan, kunjungan itu  adalah kunjungan kerja dalam rangka memenuhi undangan dari masyarakat yang mengundang dirinya.

            "Masyarakat Desa Jatisawit Lor menggelar syukuran, dan mengundang saya tentu saja selagi sudah dijadwal dan tidak bersamaan dengan undangan lainnya, maka saya akan hadir," tegas bupati.

            Selanjutnya, kegiatan budaya unjungan yang hampir tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Indramayu harus terus bisa dipertahankan. Pasalnya dengan unjungan yang hanya dilakukan setahun sekali tersebut  masyarakat bisa bersilaturahmi dan melestarikan tradisi yang berkembang ditengah-tengah masyarakat.

            Sementara itu, ketua panitia penyelenggara kegiatan, Dursam mengatakan, kehadiran Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah sangat dinantikan oleh masyarakatnya, karena bupati perempuan yang sangat merakyat tersebut sangat sopan dengan masyarakat siapapun bahkan warga yang ditemuinya selalu ditanyakan kabarnya. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu



Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu