Langsung ke konten utama

Wabup Minta Kuwu Perhatikan SDM

Wakil Bupati Indramayu H Supendi, menegaskan untuk mengantisipasi penyalahgunaan Dana Alokasi Desa (DAD) para kuwu perlu memahami dan Undang-Undang Desa Nomor 6 tahun 2014.

Demikian disampaikan Wabup Supendi, ketika memberikan paparan dalam Bimtek Bantuan Keuangan ke Pemerintah Desa, Bantuan Infrastruktur Desa dan Tambahan Penghasilan Aparatur Pemerintah Desa Tahun Anggaran 2015 yang diselenggarakan Selasa (11/8/2015) di Aula Nyi Endang Dharma Ayu Universitas Wiralodra Indramayu.

"Kami, berharap para kuwu dalam menggunakan anggaran tepat sasaran ke masyarakat, serta melakukan adminstrasi secara benar. Bukan hanya pada penggunaannya saja, namun pada saat proses pengajuan harus dipahami betul agar tidak ada kesalahan yang akhirnya tidak bisa dicairkan karena tidak memahami adminstrasi,"katanya.

Pihaknya akan terus memonitor melalui pemerintahan kecamatan terkait kucuran anggaran desa yang nilainya cukup besar. Hal ini untuk diketahui Pemkab, agar tidak ada kesalahan baik pada saat proses pengajuan maupun pada saat pelaksanaan setelah anggaran tersebut diterima masing-masing pemerintah desa.

"Kami akan terus memonitor melalui pemerintah kecamatan masing-masing, agar tidak ada kendala terhadap dana tersebut, bantu bagi desa yang kesulitan atau belum memahami tentang pengajuan proses pencairannya agar mereka bisa bersama-sama menerima dana tersebut dan dapat dialokasikan tepat sasaran,"ujarnya dihadapan ratusa kuwu se Kabupaten Indramayu.

Pihaknya juga menegaskan, bahwa perlu juga penguatan SDM manusianya itu sendiri, sehingga nantinya bisa lebih berhati-hati dalam mengelola atau membuat administrasi dengan baik.

"Kalau penyelahgunaan itu, saya pikir kembali ke individunya masing-masing, justru melalui pembekalan ini diharapkan dapat lebih memahami sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,"ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wabup juga mengingatkan bahwa selain perhatikan kesiapan SDM dalam hal dana desa, ia  menegaskan bahwa dalam melaksanakan pembangunan di Kab.Indramayu Pemkab berkomitmen ingin memberikan yang terbaik.

Hal utama dalam peningkatan SDM yang menjadi tekad utama Bupati Anna Sophanah adalah anak-anak usia sekolah dan keluarga kurang mampu jangan sampai ada yang tidak dapat menikmati pendidikan.

Wabup menyebutkan, bahwa sangat miris rasanya apabila Bupati gencar terhadap pendidikan tetapi masih ada anak yang tak bisa bersekolah  karena alasan biaya. Untuk itulah program Kartu Pintar yang diluncurkan bupati mutlak harus dijalankan.

Diakhir pengujung kegiatan yang dihadiri Wabup itu, ia tak bosan mengimbau kepada aparat pemerintah desa agar mengutamakan kesejahteraan masyarakat lingkungannya. Bagaimana pun setiap warga mendapatkan hak yang layak dan sama dengan yang lain.

"Perhatikan rumah mereka, lahan tersisa dan lainnya. Bagaimana masyarajat kita bisa memiliki rumah yang layak, punya lahan bercocok tanam dan lainnya. Ini harus menjadi prioritas bagi kuwu,"ungkapnya. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu