Jangan Terprovokasi Kasus Tolikora
Kerusuhan yang terjadi di kabupaten Tolikora Papua diharapkan tidak merembet ke daerah lain. Untuk itulah Kapolres Indramayu, AKBP Wijonarko SIK MSi, meminta kepada masyarakat agar jangan terprovokasi. Kapolres mengatakan, kasus salah paham tersebut sudah tidak perlu lagi dibesar-besarkan, termasuk di Kabupaten Indramayu yang sudah kondusif.
"Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan jangan terprovokasi. Apalagi Indramayu akan menggelar pesta demokrasi pemilihan bupati pada 9 Desember 2015 nanti," kata kapolres, dalam acara Halal Bihalal Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Indramayu, bersama pemuka agama dan tokoh lintas agama, Kamis (23/7), di Aula Mapolres Indramayu.
Bupati Indramayu, Hj Anna Sophanah, yang hadir dalam acara tersebut, juga mengajak warga Indramayu untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan serta kondusifitas daerah. Menurutnya, warga Indramayu sejauh ini cukup dewasa dalam menyikapi perbedaan. Jadi tidak perlu terpancing dengan provokasi yang tidak aka nada gunanya sama sekali.
"Kami minta kepada para tokoh lintas agama agar bisa mengajak pengikutnya untuk terus menjaga persatuan dan kondusifitas daerah, yang selama ini sudah terbangun dengan baik," ujarnya.
Ketua PCNU Indramayu, H Juhadi Muhammad SH mengatakan, agama manapun di dunia ini tidak ada yang mengajarkan kekerasan. Untuk itulah umat Islam di Indramayu, khususnya warga NU, tidak perlu terpancing dengan peristiwa Tolikora. Hal senada juga diungkapkan Markus Hadinata, yang menegaskan bahwa tindak kekerasan apapun bentuknya tidak dibenarkan.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penendatanganan kesepakatan bersama untuk menjaga kondusifitas daerah, diatas selembar kain. Selain kapolres dan bupati, turut memberikan tanda tangan Dandim 0616 Indramayu, Letkol Inf Zaenudin, Kajari Dedi Koesnomo SH, Wakil Ketua DPRD Indramayu, Ruslandi SH, serta para pemuka agama dan tokoh lintas agama se-Kabupaten Indramayu. DENI SANJAYA