Langsung ke konten utama

Pasca Lebaran, Jalan Anjatan-Haurgeulis Diperbaiki


Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah menjanjikan pasca Hari Raya Idul Fitri 1436 H tahun ini semua jalan yang kondisinya rusak parah dan sering di keluhkan oleh masyarakat segera diperbaiki. Salah satu prioritas perbaikan adalah jalan raya Anjatan-Haurgeulis yang kondisinya rusak parah.

"Saat ini baru proses tender. Insya Allah pasca lebaran jalan raya Anjatan-Hargeulis terutama yang di Anjatan akan diperbaiki," janjinya saat kunjungan silaturahmi sekaligus berbuka puasa dengan ratusan umat Islam dari Kecamatan Haurgeulis, Gantar dan Anjatan bertempat di alun-alun Kecamatan Haurgeulis, Senin (22/06/2015).

Diakuinya, perbaikan jalan poros utama diwilayah eks Kawedanan Haurgeulis terbilang lambat. Gara-garanya proses pengambil alihan kewenangan dan status jalan dari Pemkab Indramayu kepada Provinsi Jawa Barat tak kunjung terwujud. Padahal upaya itu sudah dilakukan bertahun-tahun lamanya.

Namun tak ingin masyarakat menjadi korban, Pemkab Indramayu akhirnya mengambil alih upaya perbaikan. Pasalnya jalan rusak telah menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu disamping rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Sehingga dengan dilakukan perbaikan dapat mempermudah akses masyarakat. Tidak hanya dalam bidang ekonomi, tapi juga pendidikan, kesehatan serta lainnya.

"Saya juga ikut merasakan apa yang dikeluhkan oleh masyarakat. Karena itu, perbaikan serta peningkatan infrastruktur jalan sudah menjadi komitmen pemerintah daerah, tentunya dilakukan secara bertahap serta sesuai anggaran yang tersedia," terang Bupati Anna Sophanah sembari menyampaikan permohonan maaf apabila selama hampir lima tahun kepimimpinannya masih banyak program yang belum terlaksana atau sesuai harapan masyarakat.

Menanggapi pernyataan bupati tersebut, sontak saja ribuan masyarakat dari Kecamatan Anjatan, Haurgeulis, dan Gantar yang hadir di tempat itu bertepuk tangan dan mengacungkan jempol kepada Bupati Indramayu.

Hadir pada kegiatan tersebut Kapolres Indramayu, AKBP Widjonarko SIK, MH, Dandim 0616/Indramayu, Letkol Arh Zaenudin SH MHum, ketua DPRD Indramayu, H Taufik Hidayat SH, Sekretaris Daerah H Ahmad Bahtiar SH serta sejumlah kepala OPD. Ikut pula jajaran MUI Kabupaten Indramayu serta unsur Muspika dan jajaran pengurus TP PKK tiga Kecamatan. Tak ketinggalan, wakil ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, DR H Irianto MS Syafiuddin (Yance) juga ikut serta dalam safari Ramadan di hari kelima bulan puasa tersebut. Kedatangan rombongan disambut oleh Camat Haurgeulis, Drs Asep Kusdianti MSi, Camat Anjatan, Mulya Sedjati SE, Camat Gantar Drs Asep Mahmud beserta unsur Muspika, para kepala UPTD/B, Kuwu serta tokoh ulama dan masyarakat setempat.

Seusai berbuka puasa bersama, rombongan Bupati Indramayu kemudian melanjutkan dengan tarawih bersama dengan masyarakat Kecamatan Haurgeulis yang menyambutnya sangat antusias. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu