Langsung ke konten utama

Massa Tiga Kecamatan Desak Anna Lanjutkan Visi Remaja


Ratusan warga dari berbagai elemen masyarakat di wilayah tiga kecamatan mendesak Bupati Hj Anna Sophanah untuk melanjutkan kepemimpinan mewujudkan visi Indramayu Remaja. Desakan secara spontan itu dilontarkan ketika orang nomor satu di jajaran Pemkab Indramayu tersebut melakukan kegiatan safari ramadhan dan buka puasa bersama dengan ratusan umat Islam dari Kecamatan Gabuswetan, Bongas dan Kroya, Sabtu (20/06/2015).

"Maju terus pantang mundur. Lanjutkan visi Remaja," teriak massa yang memadati halaman masjid Baiturrahim, Desa Kedungdawa, Kecamatan Gabuswetan, sambil mengepalkan tangan kanan ke atas.

Merespon yel-yel dukungan itu, Bupati Anna Sophanah langsung tersenyum. Meski tidak secara gamblang menjawab desakan massa, namun secara tersirat bupati perempuan pertama di Bumi Wiralodra ini memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan kepadanya.

Diapun meminta kepada semua elemen masyarakat untuk menjaga kondusifitas daerah sepanjang pelaksanaan Pilkada 2015. Riak-riak perpecahan lantaran beda pilihan dan pandangan politik sebisa mungkin dihindari.

"Perbedaan adalah rahmat, utamakan jaga kondusifitas daerah. Saya yakin semua pihak sudah dewasa sehingga dapat memahami makna pesta demokrasi yang sebenarnya," kata Anna Sophanah. Didampingi suami DR H Irianto MS Syafiuddin (Yance), bupati perempuan pertama di Bumi Wiralodra inipun menyampaikan permohonan maaf jika dalam kurun waktu lima tahun kepemimpinanya masih banyak program pembangunan yang belum terlaksana dan sesuai dengan harapan masyarakat.

"Mumpung dibulan penuh ampunan ini, saya meminta maaf apabila menjelang berakhirnya masa jabatan masih banyak program pembangunan yang belum dapat diwujudkan," ucap Anna.

Pada kesempatan itu diserahkan bantuan kepada anak yatim, jompo serta panitia pembangunan masjid dan musala. Untuk Kecamatan Kroya bantuan diserahkan kepada panitia pembangunan masjid Baiturrahiem Desa Sukamelang sebesar 20 juta, TPQ Miftahun Bayan Desa Sukaslamet sebesar 20 juta, dan DKM Musholla Ma'Rifatul Insani Desa Temiyangsari sebesar 5 juta.

Sedangkan untuk Kecamatan Gabuswetan penerima bantuan diberikan kepada panitia pembangunan DTA Miftahul Jannah Desa Gabuskulon sebesar 20 juta, DKM Masjid besar Baiturrahim Saradan sebesar 20 juta, panitia pembangunan masjid Nurul Yaqien Desa Sekarmulya sebesar 10 juta, panitia pembangunan musholla Miftahussa'addah Desa Kedokangabus sebesar 10 juta, dan panitia pembangunan DTA Darul Hikmah Desa Gabuskulon sebesar 20 juta. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu

 


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu