Langsung ke konten utama

Cek Pasar Karangampel, Anna dipuji Warga

    Sebagai Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah tentu saja ingin memastikan bahwa pembangunan yang dilaksanakan telah berjalan sesuai rencana dan bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Indramayu.  Hal itu pun yang dilakukan terhadap pasar Karangampel, pasar yang baru selesai dibangun dan diresmikan tersebut di cek secara langsung oleh Bupati Indramayu, beberapa waktu lalu.

    Kehadiran Anna Sophanah di pasar Karangampel ini bukanlah yang pertama, pada tahun-tahun sebelumnya ketika pasar tersebut tengah dibangun beliau juga pernah melihat secara langsung proses pembangunannya. Kini setelah jadi dan ditempati oleh para pedagang, istri dari Irianto MS Syafiuddin ini mencoba untuk mengetahui langsung dampak dan manfaat dari pasar Karangampel yang baru tersebut.

    Tiba di halaman parkir pasar, tidak banyak yang tahu jika orang nomor satu di Indramayu itu akan melihat langsung. Begitu turun dari mobil, Anna bergegas untuk menghampiri sekumpulan orang yang tengah berteduh di warung dan mereka adalah para tukang ojek yang tengah menunggu langganannya berbelanja. Kemudian Anna menanyakan dampak dari pengalihan pasar itu kepada para tukang ojek yang setiap hari mangkal di pasar Karangampel.

    "Di pasar yang baru ini ya para tukang ojek dan pembeli sudah lebih tertib bu, namun ada penurunan pendapatan sedikit. Tapi kami para tukang ojek tidak masalah karena kami sudah punya langganan sendiri," kata Warma tukang ojek asal Karangampel.

    Selanjutnya, Anna masuk ke lokasi pasar dan menanyakan ke pedagang yang berada di depan pintu masuk. Beberapa pedagang langsung menyambut kedatangan bupati perempuan pertama di Indramayu tersebut. Para pedagang menyampaikan terima kasih karena berjualan di pasar yang baru ini suasananya lebih nyaman dan adem serta terjamin keamanannya.

    Tidak hanya dipintu depan, Anna yang didampingi oleh suami selanjutnya masuk kedalam pasar dan berbaur dengan warga masyarakat. Kontan saja hal ini membuat warga masyarakat kaget karena ditengah-tengah mereka hadir sosok wanita cantik yang tidak lain adalah bupati. Apalagi, bupati menyempatkan membeli kerudung berwarna putih yang harganya hanya 25 ribu dan langsung dikenakan ditempat itu. Namun demikian meskipun harganya 25 ribu, ia membayarnya dengan harga lebih dan ini merupakan tambahan rejeki bagi pedagangnya.

    "Kerudung yang saya pakai dari rumah basah karena keringat, saya lihat ada penjual kerudung dan harganya murah maka saya beli," kata Anna.

    Beberapa warga lalu dengan spontan merangkul bupati dan puluhan warga langsung meminta foto bersama dengan kamera handphone yang dimilikinya. Banyaknya warga masyarakat Indramayu yang menyambutnya tentu saja ini langsung direspon oleh bupati yang dengan setia melayani keinginan warga yang disampaikan di tempat itu.

    Salah seorang pedagang, Prihadi mengatakan, kios yang ditempati saat ini sudah cukup represenatiif dan cukup nyaman bila dibandingkan dengan kios lama yang dulu ditempatinya. Dengan menempati kios baru, dirinya merasa ada peningkatan pendapatan dibandingkan seblumnya.

    "Pendapatannya naik, kios juga sudah cukup repersentatif dan nyaman. Namun seiring berjalannya waktu diharapkan ketertiban dan kenyaman baik pembeli dan pedagang bisa lebih ditingkatkan lagi," kata Prihadi.

    Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah diakhir kunjungannnya menjelaskan, dirinya ingin melihat langsung pembangunan pasar Karangampel yang telah ditempati oleh para pedagang itu apakah bisa dinikmati dengan nyaman ataukah tidak. Beberapa kekurangan dan usulan dari pedagang dan masyarakat menjadi masukan bagi dirinya agar masyarakat merasa puas.

    "Membangun Indramayu secara berkelanjutan adalah menjadi komitmen kami dalam memimpin Indramayu, keluhan dan aspirasi masyarakat menjadi spirit kami untuk terus memperbaikinya di masa mendatang. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu
 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu