Langsung ke konten utama

Anna Musnahkan Penyebab Malapetaka di Bulan Ramadhan


Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah bersama dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah memusnahkan ribuan minuman keras yang dikumpulkan dari berbagai  hasil operasi penyakit masyarakat (pekat) yang dilakukan Polres Indramayu yang berlangsung di Mapolres Indramayu, Jum'at (19/06/2015).

Kapolres Indramayu, AKBP Wijonarko memaparkan adapun jumlahnya miras yang dimusnahkan yakni sekitar 9.151 miras dari berbagai jenis, 5.457 liter tuak, 11,9 kilogram ganja, 74,8 gram sabu, 10,728 butir pil dextro, 1,7 juta butir petasan, 33 buah knalpot bising, 46 mesin judi jenis jackpot dan 11.240 keping VCD bajakan.

"Ini bertujuan untuk menekan peredaran miras dan petasan, hasil tersebut dari operasi pekat periode Januari-Juni 2015. Ada pengurangan miras dari jumlah tahun 2014. Di tahun 2014 sekitar 15.585 botol miras ini karena gencarnya operasi pekat yang dilaksanakan oleh jajaran polsek," ujarnya.

Selain itu, Wijonarko mengatakan, gencarnya operasi pekar tersebut agar terciptanya keamanan dan kenyamanan di Kabupaten Indramayu.  Pihaknya mengimbau kepada masyarakat Indramayu ketika ada pelanggaran dan penyimpangan agar segera melaporkan kepada pihak kepolisian. Selanjutnya kepolisian un akan gencar operasi pekat untuk semaksimal mungkin tidak ada petasan melihat Indramayu menjadi Kabupaten produksi petasan.

Dia menambahkan, miras di beberapa kecamatan masih banyak dan ini pun sangat fatal, pasalnya akibat dari miras tersebut dapat menghilangkan kesadaran dan dapat melakukan beberapa kejahatan.

"Dampak miras sangat bahaya, bisa berefek  merampok dan membunuh, operasi pekat tersebut akan terus dilaksanakan hingga menjelang lebaran," ungkapnya.

Sementara Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menyambut baik pemusnahan barang bukti tersebut. Menurut Anna, sudah sepantasnya jika Indramayu harus bebas dari miras. Pasalnya selain telah memiliki perda tentang pelarangan minuman beralkohol, masyarakat Kabupaten Indramayu juga dinilai sangat religious.

"Namun demikian kami akui, dilapangan baik Sat Pol PP maupun kepolisian masih kesulitan dalam memberantas miras, hal ini karena para pedagang dan pengedar selalu mencari kelengahan kita dalam mengedarkannya," tegas Anna. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu