Langsung ke konten utama

Anna Bantu 3000 Pelanggan PDAM


    Sebanyak 3000 pelanggan PDAM Tirta Darma Ayu yang berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menikmati bantuan berupa sambungan instalasi dengan biaya murah dari Pemerintah Kabupaten Indramayu. Bantuan sambungan itu akan dinikmati bagi warga masyarakat yang berlokasi di jangkauan PDAM unit Bangodua, Anjatan, Sindang, dan Kandanghaur.
    Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seperti yang dilansir Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu menjelaskan, sebanyak 3000 pelanggan PDAM ditargetkan dapat memperoleh bantuan program tersebut. Sementara dana yang disiapkan untuk mendukung program itu sebesar 8 miliar yang diserahkan kepada PDAM dalam bentuk penyertaan modal.
    Dengan adanya bantuan hibah ini masyarakt yang akan menikmati sambungan instalasi air bersih dari PDAM yang biasanya dikenakan biaya pemasangan baru sebesar Rp 825 ribu, maka dengan adanya program bagi MBR  ini biaya yang dibayarkan hanya Rp 220 ribu.
    "Semoga program bagi masyarakat berpenghasilan rendah ini dapat membantu masyarakat untuk menikmati air bersih. Dengan semakin banykanya pelanggan PDAM, diharapkan kualitas dari air PDAM akan semakin baik karena  masyarakat sangat menggantungkan ketersediaan air bersih dari PDAM, kepada masyarakat sebagai pelanggan PDAM juga diharapkan bisa menggunakan air dengan se hemat mungkin apalagi saat ini sudah mulai masuk musim kemarau, " tegas Anna.
    Sementara Direktur Utama PDAM Tirta Darma Ayu, Tatang Sutardi, S. Sos mengungkapkan, program MBR ini merupakan kelanjutan dari program MBR tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2013 dan tahun 2014 PDAM berhasil melakukan pemasangan instalasi sambungan baru kepada 2000 pelanggan, maka jika dikalkulasikan dengan tahun 2015 ini maka sebanyak 5000 pelanggan dapat menikmati air bersih dari program MBR.
    Mantan manajer PLN ini menambahkan, target 3000 pelanggan saat ini baru terpenuhi setengahnya. Pada akhir Oktober ditargetkan sebanyak 3000 pelanggan dapat terhubung dengan air bersih dan saat ini pihaknya terus melakukan verifikasi data pelanggan yang telah masuk.
    Untuk unit Bangodua ditargetkan sebanyak 585 pelanggan, unit Sindang sebanyak 348 pelanggan, Cabang Kandanghaur sebanyak 525 pelanggan dan dari unit Anjatan diharapkan bisa terpasang kepada 1542 pelanggan.  DENI SANJAYA / Humas Pemkab Indramayu
   

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu