Langsung ke konten utama

Wanita Miliki Jabatan Jangan Lupakan Kodrat


            INDRAMAYU 21/04/2015 - Kaum wanita saat ini tidak lagi dipandang sebelah mata. Para wanita sudah banyak yang menduduki jabatan-jabatan strategis baik di pemerintahan maupun di lingkungan masyarakat. Namun demikian bukan berarti seorang wanita dengan bebas tanpa batas. Hal itu ditegaskan Bupati  Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika  menjadi Inspektur Upacara pada Upacara Bendera sekaligus peringatan Hari Kartini tahun 2015 di Alun-Alun Indramayu, Selasa (21/04/2015).

            Meskipun menduduki jabatan, lanjut bupati, seorang wanita tetap ada batasan yang harus dipatuhi yakni kodrati seorang wanita, menjadi ibu dari anak-anak dan menjadi isteri dari suami adalah tugas pokok yang harus mendapatkan prioritas utama dibandingkan dengan jabatan tersebut.

            Walaupun dilaksanakan dengan sangat sederhana, namun peringatan Hari Kartini tersebut diharapkan tidak mengurangi makna serta tujuan dari peringatan yang dilaksanakan. Setiap kali memperingati Hari Kartini, ada makna dan tujuan yang sangat besar. Makna dan tujuan itu adalah tiada lain yakni semangat Kartini.

            "Semangat yang seyogyanya terus berkobar dan senantiasa ada dalam hati sanubari setiap kaum wanita, kepribadian yang sederhana, cara berpikir yang arif dan bijaksana, semuanya didedikasikan untuk kaum wanita. Untuk itu saya mengajak kepada seluruh kaum wanita hendaknya dapat meneladani sekaligus mewarisi semangat Kartini di era saat ini," tegas Bupati.

            Pada upacara bendera tersebut, diserahkan SK Pensiun bagi PNS dilingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu periode bulan Mei 2015 sebanyak 13 orang, penyerahan uang pembinaan dari Bupati Indramayu kepada juara I Hafidhoh 30 Juz pada STQ ke-14 Provinsi Jawa Barat sebesar 40 juta atas nama Idah Saidah dari Kecamatan Sukagumiwang, dan penyerahan sertifikasi pelatihan las.       Pada kesempatan itu diserahkan pula penghargaan kepada para pemenang lomba kader PKK dan lomba cerdas cermat PKK tingkat Kabupaten Indramayu tahun 2015. (Deni / Humas Pemkab Indramayu)

 


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu