Langsung ke konten utama

Kecamatan Losarang Pengganti Cilamaya


Kecamatan Losarang Pengganti Cilamaya

            Batalnya pembangunan pelabuhan Cilamaya di Kabupaten Karawang disikpai oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu secara serius. Bahkan Pemkab Indramayu rencanannya akan menjadikan Kecamatan Losarang sebagai lokasi pelabuhan. Hal tersebut ditegaskan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika menerima kunjungan kerja anggota DPD RI asal Provinsi Jawa Barat Hj. Eni Sumarni di Ruang Dalam Pendopo Indramayu, Kamis (23/04/2015).

            Menurut Anna, seperti yang dirilis Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu, sejak tahun 2010 Pemkab Indramayu sudah melakukan pengkajian untuk pembangunan pelabuhan itu. Meskipun pada awalnya pemerintah pusat memutuskan akan dibangun di Cilamaya Kabupaten Karawang namun pada akhirnya rencana tersebut dibatalkan. Dengan adanya pembatalan itu, Kabupaten Indramayu yang digadang-gadang sebagai daerah yang layak untuk dibangun pelabuhan terus mempersiapkan diri.

            Berdasarkan hasil pengkajian, di Kecamatan Losarang yang cocok untuk dijadikan sebagai lokasi pelabuhan adalah di Desa Cemara Kulon. Di desa dan kecamatan tersebut sangat strategis karena memiliki cekungan bila dibandingkan dengan Kecamatan Kandanghaur yang berada disebelah barat dan Kecamatan Cantigi yang berada di sebelah timur.

            Disamping itu, lanjut Anna, akses untuk menuju Desa Cemara Kulon dari jalur pantura hanya 8 kilometer dan kondisi jalan telah mulus karena sudah dibeton dan memiliki lebar 6 meter. Sedangkan dari jalan beton menuju bibir pantai hanya berjarak 2,5 kilometer yang sebagian besar merupakan areal empang dan sebagain besar merupakan tanah Perhutani.

            "Selain akses yang sudah tersedia dan kondisi wilayah yang sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai pelabuhan, pelabuhan di Desa Cemara Kulon apabila dihitung dari pintu keluar jalan tol di Desa Cikamurang hanya berjarak 30 kilometer," tegas bupati.

            Sementara itu anggota DPD RI asal Provinsi Jawa Barat, Hj. Eni Sumarni sangat merespon apa yang dilakukan oleh Pemkab Indramayu yang telah melakukan kajian sejak tahun 2010. Menurutnya, keinginan Pemerintah Kabupaten Indramayu segera disampaikan dan dibahas dengan anggota DPD lainnya untuk segera disampaikan kepada jajaran eksekutif dan mitra kerja.

            "Kalau memang di Losarang cocok dan sangat memungkinkan untuk dibangun pelabuhan kita sangat dukung, dan aspirasi ini segera kami tindaklanjuti agar pemerintah mau mendengarkan suara dari daerah, banyak efek posotif bagi pembangunan masyarakat disekitarnya jika pelabuhan dibangun di Losarang," kata anggota DPD kelahiran Sumedang ini.

Sebagai bentuk keseriusan Pemkab Indramayu, Wakil Bupati Indramayu H. Supendi bersama dengan Bappeda dan Camat Losarang hari Selasa (21/04/2015) me3lakukan peninjauan langsung ke lokasi tersebut. (Deni / Humas Pemkab Indramayu)

             


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu