Langsung ke konten utama

22 Kecamatan Di Indramayu Bakal Disurvei


INDRAMAYU 08/04/2015 - Diduga menyimpan sumber energi, Pertamina EP akan melakukan survai seismik di 208 desa yang tersebar di 22 kecamatan di wilayah Kabupaten Indramayu. Demikian dikatakan Vice President Exploration Pertamina EP, Indra Prasetya, saat melakukan sosialisasi "survei seismik 3D" di Ruang Ki Tinggil Setda Indramayu, Rabu (8/4). Acara tersebut dibuka Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si. yang dihadiri Polres Indramayu, Kodim 0616 Indramayu, SKPD terkait, serta Camat se-Indramayu.

"Kebutuhan negara terhadap minyak dan gas (migas) sangat besar. Ini yang membuat Pertamina, kembali melakukan survei seismik 3D melaui anak perusahaannya, Pertamina EP. Produksi migas Pertamina sekitar 800 ribu barrel per hari. Sementara kebutuhan masyarakat sekitar 1,4 juta barrel per hari sehingga Indonesia harus mengimpor migas," katanya.

Dijelaskan, karena kebutuhan konsumsi yang begitu besar sehingga Pertamina tetap harus melakukan penyediaan produksi Migas. "Diharapkan dengan adanya survai seismik ini akan dapat ditemukan sumber cadangan migas baru yang dapat menambah produksi migas Pertamina," ujarnya.

Lebih lanjut, Indra menyebutkan, daerah yang akan melakukan survei seismik 3D Pertamina EP adalah Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Majalengka.

Sementara itu dalam sambutannya Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si. menyambut baik adanya survai seismik yang dilakukan  oleh Pertamina EP tersebut. Namun Wabup mewanti-wanti pihak Pertamina EP agar berhati-hati dalam kegiatan eksplorasinya itu.

"Secara prinsip pemerintah daerah merespons keinginan Pertamina dengan memberikan izin prinsip. Tetapi kami juga meminta pada Pertamina agar memperhatikan secara serius dampak dari seismik itu sendiri, terutama dampak terhadap masyarakat yang kebetulan tempatnya disurvai, juga dampak lingkungan," tegasnya.

Di tempat yang sama, Field Supervisor Pertamina EP, Mohammad Zaki mengatakan, Indramayu merupakan daerah yang melakukan aktivitas migas paling lengkap dari hulu sampai ke hilir. Karenanya Indramayu akan disurvei lagi dengan metoda seismik 3D. "Indramayu menjadi daerah yang paling banyak dilakukan survai. Berdasarkan data kami, jumlah yang akan disurvai seluas 1.121 Km. Ini adalah yang paling luas dibandingkan dengan Cirebon dan Majalengka," katanya.

Zaki merinci, 22 kecamatan yang akan dilakukan survey seismik 3D Pertamina EP adalah Pasekan, Cantigi, Arahan, Sindang, Indramayu, Lohbener, Balongan, Juntinyuat, Karangampel, Kedokanbunder, Sliyeg, Jatibarang, Kertasmaya, Sukagumiwang, Widasari, Bangodua, Tukdana,  Lelea, Cikedung, Losarang, Kandanghaur, dan Terisi.

"Proses Kegiatan Survei seismik 3D Pertamina EP akan berlangsung selama 22 Bulan. Ini dimulai dari proses perijinan, survai awal lapangan, kegiatan survey seismik dan proses kompensasi dampak seismik. Dalam survai ini kami meminta dukungan dari pemerintah dan masyarakat," tandasnya. (M. Toyib / Humas Pemkab Indramayu)


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu