Langsung ke konten utama

Mentan dan Bupati Indramayu Panen Perdana


Asa Wujudkan Swasembada Beras Setelah 30 Tahun

    Kabupaten Indramayu dengan luas lahan sawah mencapai 116.609 hektar sangat diandalkan untuk mewujudkan swasembada beras nasional yang tidak pernah tercapai selama 30 tahun. Bahkan dengan target produksi 1,7 juta ton gabah kering panen oleh pemerintah pusat, Kabupaten Indramayu terus menjadi tempat observasi pertanian bagi daerah lainnya.
    Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seperti yang dilansir Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu menjelaskan, untuk mencapai target produksi tersebut Kabupaten Indramayu telah memiliki Perda Nomor 16 tahun 2013 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Perda ini dibuat sebagai upaya menjaga luas lahan sawah agar tidak digunakan untuk kepentingan lain yang berakibat berkurangnya lahan sawah dan berdampak pada berkurangnya hasil produksi pertanian padi baik Jawa Barat maupun nasional.
    Namun sayang, untuk mendukung swasembada beras nasional itu, kondisi pertanian di Indramayu masih menyisakan sejumlah persoalan yakni kondisi jaringan irigasi di Kabupaten Indramayu mengalami kerusakan sebanyak 60 persen. Untuk perbaikan irigasi tersebut memerlukan anggaran sebesar 6,65 triliun, jika dikerjakan selama kurun waktu 5 tahun maka setiap tahunnya diperlukan anggaran sebesar 1,33 triliun dan Indramayu baru mampu menganggarkan dana sebesar 66 miliar atau 5 persen setiap tahunnya.
    "Kondisi demikian mengharuskan Indramayu benar-benar serius dalam memperbaiki saluran irigasi, pemkab tidak mampu untuk mengerjakan sendiri dibutuhkan dukungan dan kebijakan dari pusat dan provinsi," kata bupati.
    Sementara itu Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaeman menjelaskan, Kabupaten Indramayu dan kabupaten/kota lainnya di pesisir utara Jawa sangat memberikan kontribusi dalam mewujudkan target swasembada beras yang belum pernah terwujud selama 30 tahun.
    Untuk itu, Kementrian Pertanian berkomitmen untuk terus memberikan dukungan bagi kabupaten / kota yang ada pantai utara terutama daerah agraris. Dengan adanya dukungan berbagai sarana dan prasarana sehingga swasembada beras diharapkan bisa tercapai pada bulan Oktober 2015 mendatang sebelum berlakunya Masarakat Ekonomi Asean (MEA).
    Pada kesempatan itu Menteri Pertanian, Gubernur Jawa Barat, Bupati Indramayu, bersama dengan masyarakat dan petani melakukan panen perdana musim tanam 2014/2015 di Desa Sukamelang Kecamatan Kroya, Rabu (11/03/2015). (deni / Humas Pemkab Indramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu