Langsung ke konten utama

Kemenristek Supervisi Rumah Iptek Mutiara Bangsa


    INDRAMAYU 10/03/2015 – Keberadaan Rumah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Mutiara Bangsa yang terletak di sekitar Waduk Bojongsari, keberadaannya mulai dilirik oleh pemerintah pusat. Kementrian Riset dan Teknologi RI mendukung sepenuhnya keberadaan rumah iptek tersebut agar bisa berkembang dan melahirkan para ilmuwan muda dari Kabupaten Indramayu.
    Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seperti yang dilansir Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu menjelaskan, rumah iptek Mutiara Bangsa tersebut dibangun selama 7 tahun. Pada bulan Mei mendatang proses pembangunan gedung akan selesai dan bisa langsung diisi dengan berbagai alat peraga iptek yang telah disediakan oleh Pemkab Indramayu dan juga Kementrian Riset dan Teknolgi.
    Ketika menerima tim dari Kementrian Riset dan Teknolgi, Selasa (10/03/2015) di Ruang Dalam Pendopo Indramayu, bupati menambahkan, mimpi untuk meweujdkan rumah iptek Mutiara Bangsa itu berawal ketika Indramayu dipimpin oleh DR. Irianto MS. Syafiuddin. Rumah iptek yang berdiri di Indramayu ini diharapkan bisa menyamai rumah iptek yang ada di Singapura.
    "Keinginan it u  muncul sampai dengan saat ini. Rumah iptek ini diharapkan bisa mencerdasakan generasi muda dari Indramayu dan melahirkan para ilmuwan muda yang dapat mengetahui ilmu dan pengetahuan dari rumah iptek ini. Bulan Mei mendatang bangunan ini selesai, dan nanti akan diresmikan oleh Menristek pada hari jadi Indramayu bulan Oktober mendatang," tegas bupati.
    Sementara itu, salah seorang dari Kementrian Riset dan Teknologi, Iskandar menjelaskan, apa yang dilakukan oleh Kabupaten Indramayu sangat luar biasa. Hal ini dikarenakan telah menyiapkan sarana dan prasarana untuk mencetak generasi muda yang ilmuwan sejak 7 tahun lalu.
    Untuk dapat menghidupkan rumah iptek Mutiara Bangsa bisa beroperasi dengan sehat sesuai dengan manajemen modern, maka harus diciptakan suatu system yang kuat dan professional serta dipegang oleh orang yang memiliki visi kedepan untuk kemajuan ilmu dan pengetahuan.
    "Untuk mendukung rumah iptek Mutiara Bangsa di Indramayu ini, dari Kemenristek siap memberikan bantuan alat peraga dan kerjasama dengan Pemkab Indramayu," katanya.
    Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Odang Kusmayadi mengungkapkan, sebanyak 66 alat peraga saat ini tengah diajukan ke Kemenristek untuk ditindaklanjuti dan tengah dilakukan perjanjian kerjasama. Bahkan rumah iptek Mutiara Bangsa tersebut jika dimungkinkan akan dibuatkan pula teropong angkasa untuk mempelajari astronomi bagi para pelajar dan masyarakat. (deni / Humas Pemkab Indramayu).
   

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu