Langsung ke konten utama

Warga Kecamatan Kroya Inginkan Anna Sophanah Kembali Pimpin Indramayu

Warga Kecamatan Kroya Inginkan Anna Sophanah Kembali Pimpin Indramayu

          KROYA 27/02/2015 – Warga masyarakat Kecamatan Kroya menginginkan agar Kabupaten Indramayu kembali dipimpin oleh Hj. Anna Sophanah. Hal ini mengingat telah banyak program dan bantuan yang disalurkan di Kecamatan Kroya. Keinginan warga itu disampaikan langsung kepada Bupati Indramayun Hj. Anna Sophanah , Kamis (26/02/2015).

          Menurut salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Kroya, Tawino, menjelaskan, dukungan masyarakat Kecamatan Kroya tersebut bukan hisapan jempol belaka. Pasalnya, masyarakat sudah merasakan manfaat pembangunan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Indramayu terlebih di Kecamatan Kroya terutama untuk bidang infrastruktur.

          Atas dasar itu, berbagai komponen dan elemen di Kecamatan Kroya mulai dari tokoh masyarakat, pemuda, pemuka agama, dan lainnya menyatakan sikap dan dukungan terhadap Hj. Anna Sophanah agar kembali memimpin Indramayu.

          "Hasil karyanya sudah bisa terlihat dan dinikmati oleh masyarakat Kroya, pembangunan jalan beton antara Gabus hingga Kroya benar-benar sangat nyaman, selain itu perbaikan irigasi dan juga pembangunan dan penyediaan sarana umum sudah terbangun, kalaupun masih ada kekurangan itu sangat wajar. Maka dari kekurangannya bisa dilaksanakan jika ibu Anna kembali pimpin Indramayu," katanya.

          Menanggapi adanya keinginan warga tersebut, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah hanya bisa tersenyum dan membalas dengan terima kasih kepada warga masyarakat yang mendukungnya. Menurut Anna, saat ini dirinya hanya konsentrasi untuk menjalankan amanat rakyat dan menjalankan program pembangunan yang telah direncanakan dan disusun berama dengan SKPD.

          "Terima kasih atas dukungan dan support yang diberikan kepada saya. Sekarang ini saya bersama dengan pa wabup hanya konsentrasi bagaimana agar pembangunan bisa terlaksana dengan baik sampai akhir jabatan saya. Kami tetap komitmen untuk melaksanakan pembangunan yang berbasis kerakyatan yakni pembangunan yang bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di wilayah Kabupaten Indramayu," tegas Anna. (deni)

         

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu