Langsung ke konten utama

Safari Ramadhan Berakhir di Sliyeg

            SLIYEG 22/07/2014 – Kegiatan Safari Ramadhan Bupati Indramayu bersama dengan Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Indramayu berakhir di Desa Majasari Kecamatan Sliyeg, Selasa (22/07/2014). Safari Ramadhan tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh Bupati Indramayu untuk lebih dekat dengan masyarakatnya.

            Seperti ditempat lainnya, kegiatan Safari Ramadhan digunakan untuk menyampaikan informasi pembangunan dan memberikan bantuan kepada sejumlah elemen masyarakat di daerah tersebut.

            Dihadapan ribuan masyarakat Kecamatan Sliyeg, Balongan, dan Juntinyuat, Bupati Indramayu mengatakan, komitmen untuk terus membangun Kabupaten Indramayu tidak akan memudar sampai dengan akhir masa jabatannya pada tahun 2015 mendatang. Namun demikian pihaknya mengakui masih banyak keinginan masyarakat yang belum terpenuhi.

            "Masa jabatan saya dan wakil bupati hanya tersisa satu tahun lagi, masih banyak program yang belum terlaksana, walaupun memang telah banyak juga program yang telah dilaksanakan. Pada sisa waktu yang ada ini, saya ingin infrastruktur terutama jalan sudah bagus dan sudah di cor, namun tentu saja tidak bisa secara sekaligus karena hal tersebut mengingat kebutuhan anggaran untuk perbaikan jalan yang sangat besar. Selain itu pendidikan dan kesehatan juga menjadi perioritas," tegas bupati.

            Selanjutnya, Bupati Indramayu menyampaikan informasi pembangunan pada tahun 2014 ini. Untuk Kecamatan Sliyeg nilai pembangunan yang digelontorkan mencapai 6.910.112.500, Kecamatan Balongan sebesar 5.266.260.000, dan Kecamatan Juntinyuat sebesar 8.504.574.500.

            Pada kesempatan itu juga Bupati Indramayu menyalurkan bantuan dari Baznas Kabupaten Indramayu yang diperuntukan bagi para orang tua jompo berupa sembako, anak-anak sekolah berupa tas dan seperangkat alat tulis, bantuan modal bagi pelaku usaha kecil, dan bantuan kepada penjaga masjid (marbot). (deni/humasindramayu)

           

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu