Langsung ke konten utama

Pembangunan Jabangmaya Capai 21,9 Miliar

KERTASMAYA 11/07/2014 – Pelaksanaan pembangunan fisik di Kecamatan
Jatibarang, Sukagumiwang, dan Kertasmaya (Jabangmaya) pada tahun 2014
ini mencapai 21,9 miliar. Anggaran tersebut disebar dalam berbagai
kegiatan dan dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur sesuai
dengan keinginan masyarakat setempat. Hal itu ditegaskan Bupati
Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika menyampaikan sambutan di acara Buka
Puasa Bersama bersama dengan unsur masyarakat di Desa Tegalwirangrong
Kecamatan Kertasmaya, Jum'at (11/07/2014).
Seperti yang disampaikan Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu,
untuk Kecamatan Kertasmaya pada tahun ini anggaran yang digelontorkan
mencapai 5,401,835,000. Anggaran tersebut terdiri dari kegiatan Dinas
Bina Marga sebesar 4,220,635,000, Dinas Cipta Karya sebesar
160,000,000, Dinas PSDA Tamben sebesar 812,400,000, Dinas Kebersihan
dan Pertamanan sebesar 29,500,000, dan Badan Pemberdayaan Perembuan
dan Keluarga Berencana sebesar 179,300,000.
Sementara itu untuk daerah langganan juara MTQ yakni Kecamatan
Sukagumiwang kegiatan pembangunan fisik pada tahun 2014 mencapai
5,871,929,000. Anggaran itu diperuntukan untuk kegiatan Dinas Bina
Marga sebesar 1,001,812,000, Dinas Cipta Karya sebesar 50,000,000,
Dinas PSDA Tamben sebesar 90,000,000 Dinas Pendidikan sebesar
456,000,000, Diskopindag sebesar 3,674,117,000, dan Kegiatan Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian (BKPP) sebesar 600,000,000.
Sedangkan untuk Kecamatan Jatibarang anggaran yang digelontorkan
mencapai 10,662,051,000. Anggaran tersebut diperuntukan bagi kegiatan
Dinas Marga sebesar 5,831,951,000 Dinas Cipta Karya sebesar
960,000,000 PSDA Tamben sebesar 3,182,100,000 Dinas Kebersihan dan
Pertamanan sebesar 157,000,000 Diskopindag sebesar 181,000,000 dan
Dinas Kesehatan sebesar 350,000,000
Bupati menambahkan, anggaran yang tersebar di berbagai kecamatan
tersebut merupakan representasi dari aspirasi yang masuk ke Pemerintah
Kabupaten Indramayu. Dirinya menyadari masih banyak sekali keinginan
masyarakat terkait pembnagunan yang diusulkan namun masih belum
terealisasi. Hal ini karena kurung tersedianya dana dalam APBD untuk
membiayai semua pembangunan yang diinginkan masyarakat Indramayu.
"Saat ini dengan APBD 2,4 triliun banyak masyarakat yang berharap
banyak agar pembangunan bisa berjalan semuanya, namun ketika
direalisasikan anggaran sebesar itu masih sangat kurang untuk memebuhi
semua keinginan masyarakat. Sehingga pembnagunan yang nilanya sangat
besar maka tidak bisa dilakukan secara sekaligus, namun harus
dilakukan setiap tahun secara bertahap," kata bupati.
Kegiatan buka puasa bersama tersebut kembali dilakukan oleh Bupati
Indramayu bersama dengan Muspida dan para kepala SKPD pasca libur
karena Pemilu Presiden. Masyarakat di tiga kecamatan itu menyabut
hangat kedatangan orang nomor satu di Indramayu tersebut yang datang
bersama dengan suaminya DR. Irianto MS. Syafiuddin.
(deni/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu