Langsung ke konten utama

Panglima Setujui Aset TNI menjadi RTH

INDRAMAYU 11/07/2014 – Panglima Daerah Militer III Siliwangi
menyetujui tanah dan asset TNI yang ada di Indramayu dijadikan sebagai
ruang terbuka hijau (RTH) oleh Pemkab Indramayu. Dengan berubah fungsi
menjadi RTH maka manfaatnya akan banyak dinikmati oleh masyarakat
banyak.
Menurut Pangdam III Siliwangi, Mayjen. Dedi Kusnadi ketika bertemu
dengan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah, Jum'at (11/07/2014)
keinginan Pemkab Indramayu tersebut telah mendapatkan persetujuan
Panglima TNI bahwa asset TNI akan ditukar guling oleh Pemkab
Indramayu.
Aset tanah TNI yang akan dijadikan ruang terbuka hijau yakni komplek
TNI yang berada di Jalan Siliwangi belakang Kantor PLN hingga
perbatasan dengan Kantor Pos seluas 2 hektar. Tanah tersebut saat ini
masih ditempati oleh purnawirawan TNI dan keluarganya sekitar 17 kk.
Keinginan Pemkab Indramayu dan TNI untuk menjadikan tempat itu
sebagai RTH nampaknya kurang berjalan mulus. Pasalnya asset tanah TNI
tersebut telah berertifikat dan dimiliki oleh seseorang warga
keturunan yang berdomisili di Bandung, padahal status tanah tersebut
sampai dengan saat ini masih tercatat sebagai tanah TNI atau tanah
negara.
"Saat ini kami tengah selidiki keluarnya sertifikat tanah ini, apa
alasannya BPN mengeluarkan sertifikat tanah ini pada tahun 1992.
Padahal tanah ini awalnya merupakan tanah yang dijadikan sebagai
markas TNI. Penggunaan tanah ini untuk dijadikan sebagai RTH sudah
mendapatkan ijin dari Panglima TNI," tegas Pangdam.
Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, rencana
tukar guling tanah TNI tersebut merupakan kelanjutan dari pengembangan
bantaran Kali Cimanuk. Saat ini jika proses pmabngunan bantara Cimanuk
dan PKL sudah beres maka selanjutnya disediakan RTH ditengah-tengah
kota Indramayu maka yang menjadi titik lokasinya adalah eks Kantor
Kodim lama yang berada di Jalan Siliwangi.
Sedangkan salah satu tokoh Indramayu yang mengetahui kronologis dan
perjalanan tanah TNI tersebut yakni DR. Irianto MS. Syafiuddin
berharap rencana tersebut tidak menimbulkan konflik. Pemkab Indramayu
dan TNI harus mendapatkan solusi tepat terutama untuk para penghuni
yang telah mendiami lokasi tersebut.
"Dulu ketika saya kecil, lokasi ini merupakan tempat bermain saya dan
disini merupakan markas tentara yang sangat disegani. Kini setelah
markas Kodim dipindah ke lokasi yang baru tempat ini menjadi tempat
tinggal oleh para purnawirawan TNI dan keluarganya," kata Yance.
(deni/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu