Langsung ke konten utama

Meski Pedalaman, Cantigi Terus Menggeliat dalam Pembangunan

**Tahun 2014 Anggaran untuk Cantigi 5,5 Miliar

            CANTIGI 17/07/2014 – Meskipun daerah pedalaman dan berada di pesisir pantai namun warga Kecamatan Cantigi terus menunjukan kualitas diri agar sejajar dengan daerah lain. Dengan anggaran yang digelontorkan mencapai 5,5 miliar pembangunan di Kecamatan Cantigi bisa dinikmati oleh warga masyarakatnya.

            Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seperti yang disampaikan Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu menjelaskan, pasca dioperasionalkannya jembatan Pecuk yang menghubungkan Sindang dan Cantigi, masyarakat menjadi lebih mudah dan cepat dalam melakukan aktivitasnya tentu saja hal ini akan semakin meningkatkan perekonomian di Kecamatan Cantigi.

            Pada tahun 2014 ini, anggaran pembangunan fisik di Kecamatan Cantigi mencapai 5.548.379.000 anggaran tersebut diperuntukan bagi kegiatan Dinas Bina Marga sebesar 500.000.000, kegiatan Dinas Cipta Karya sebesar 3,764,579,000, kegiatan Dinas PSDA Tamben sebesar 771,000,000,  Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebesar 134,500,000, Diskopindag sebesar 197.000.000, dan BPPKB sebesar 181,300,000.

            "Dulu Cantigi merupakan daerah yang selalu tertinggal, namun kini predikat itu perlahan mulai pudar seiring dengan keinginan masyarakatnya yang terus ingin membangun bersama dengan pemerintah. Masyarakatnya kini menggeliat untuk mengejar ketertinggalan, insya allah ini akan memabngkitkan Kecamatan Cantigi bisa lebih maju karena dekat dengan kota, pasca adanya jembatan Pecuk." Kata bupati.

            Sementara Camat Cantigi, Edi Kusnaedi mengatakan, meskipun hanya dengan anggaran 5,5 miliar namun anggaran tersebut sangat bermanfaat bagi pembangunan di kecamatan Cantigi. Saat ini telah banyak jalan di Kecamatan Cantigi yang di beton sementara sisanya masih ada yang hotmix namun kondisinya sudah cukup bagus.

            "Selain menyambut baik pembangunan secara fisik, masyarakat Kecamatan Cantigi juga kini terus mengedepankan nuansa religious untuk terus dikembangkan yakni mengoptimalkan zakat ditengah masyarakat. Momentum ramadhan ini bisa dijadikan sebagai tonggak untuk mengoptimalkan zakat tersebut," kata Camat Edi. (deni/humasindramayu)

 


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu