Langsung ke konten utama

Bupati Buka Pasar Murah

Masyarakat Harus Kurangi Sifat Konsumtif

            INDRAMAYU 22/07/2014 – Hari Raya Idul Fitri dan budaya konsumerisme seolah merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dan telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia dan juga Indramayu. Namun jika hal itu tidak bisa dihindari maka sebaiknya tingkat konsumsi tidak berlebihan dan wajar-wajar saja serta tidak mencolok yang mengakibatkan kecemburuan social. Hal ini ditegaskan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika membuka Pasar Murah tingkat Kabupaten Indramayu yang berlangsung di Alun-Alun Indramayu, Selasa, (22/07/2014).

            Menurut orang nomor satu di Pemerintahan Kabupaten Indramayu itu, jika dipandang dari segi ekonomi maka konsumerisme masyarakat dapat meningkatkan perekonomian masyarakat karena terjadi transaksi ekonomi diantara kedua belah pihak antara penjual dan pembeli. Namun disisi lain konsumerisme dapat mengakibatkan pola hidup yang berlebihan dan boros dan melupakan prinsip kesederhanaan.

            Akan tetapi menjelang lebaran ini, nampaknya konsumerisme tidak bisa dihindarkan untuk itu masyarakat harus pandai-pandai memilih dan membedakan antara benar-benar menjadi kebutuhan ataukah hanya suatu keinginan.

            "Sebaiknya kebutuhan yang benar-benar primer dan pokok yang harus dibeli pertama kali. Jika hal itu bisa dipenuhi maka bisa memenuhi kebutuhan sampingan lainnya yang tentunya dengan memperhatikan kondisi keuangan yang ada. Jangan sampai mencolok, sebab hal itu bisa menimbulkan kecemburuan social bagi orang-orang yang tidak mampu ataupun tetangga sekitarnya," katanya.

            Bupati melanjutkan, ketika kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pokok meningkat, maka dapat dipastikan harga-harga kebutuhan pokok itupun meningkat. Hal tersebut tentu saja akan menjadi beban tersendiri bagi masyarakat kurang mampu. "Oleh karena itu, saya atas nama pribadi dan pemerintah, menyambut baik adanya pasar murah hari ini, saya yakin walaupun subsidi yang diberikan tidak terlalu besar, namun akan membantu meringankan beban warga masyarakat kurang mampu, dalam memenuhi kebutuhan pokoknya," katanya.

 

            Sementara itu Kepala Bagian Perekonomian Setda Indramayu, Iding Syafrudin, SE, menjelaskan, peserta Pasar Murah tahun 2014 ini berjumlah 39 stand. Dan bertempat di dua lokasi yakni di Alun-Alun Kabupaten Indramayu yang dilaksanakan pada tanggal 22-24 Juli 2014 dan bertempat di 31 kecamatan se Kabupaten yang telah dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juli 2014. Pasar Murah tersebut menyediakan 20.321 paket.

 

            Pasar Murah tahun 2014 ini juga mengikutsertakan SMA/SMK Negeri yang memiliki kreativitas keekonomian untuk berpartisipasi membuka stand hasil karya kreasi siswa. Juga memperoleh bantuan sembako sebanyak 1000 paket dari Kementrian Koperasi dan UKM. (deni/humasindramayu)



Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu