Langsung ke konten utama

23 Desa Diguyur Bonus

 

BONGAS 1/7/2014 – Sebanyak 23 desa di Kecamatan Bongas, Gabus Wetan dan Kroya diguyur bonus dari Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah.  Bonus berupa bantuan dana peningkatan pembangunan infrastruktur desa masing-masing senilai ratusan juta rupiah tersebut diserahkan langsung Bupati Anna Sophanah kepada para Kuwu berprestasi saat silaturahmi Safari Ramadan 1435 Hijriyah di halaman Masjid Jami Baitus Salam Desa/Kecamatan Bongas, Selasa (1/7).  

 

Ditempat yang sama, orang nomor satu dijajaran Pemkab Indramayu ini juga mengucurkan bantuan berupa proyek pembangunan sebesar Rp20,3 miliar untuk Kecamatan Bongas, Rp25 miliar bagi Kecamatan Gabus Wetand an Rp18 miliar kepada Kecamatan Kroya.

 

Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Indramayu, Drs H Supendi MSi, ketua DPRD Drs H Abdul Rozak Muslim SH MSi, Dandim 0616/Indramayu, Letkol CPN Asyik Rudianto SMn, Kajari, perwakilan Polres Indramayu, Ketua TP PKK Indramayu Hj Nani Indriyani Supendi, serta para kepala OPD.

 

Ikut pula Camat Bongas, H Moh Iskak Iskandar SSos, MM, Camat Gabus Wetan Dulyono SSos, MSi, Camat Kroya Drs H Akhmad MSi beserta para unsur Muspika, para kepala UPTD/B dan Kuwu.

 

Safari Ramadan hari ketiga bulan puasa tersebut juga dihadiri tokoh masyarakat Kabupaten Indramayu yang juga ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat DR H Irianto MS Syafiuddin (Yance).

 

"Tentu bantuan ini masih jauh dari harapan serta keinginan masyarakat. Namun dengan semangat dan kerja keras kita bersama, saya yakin pada sisa waktu satu tahun kedepan, harapan itu dapat kita wujudkan bersama," kata Bupati Anna.

 

Diakuinya, menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai Bupati Indramayu, masih banyak infrastruktur yang harus diperbaiki. Tetapi, meski dengan APBD yang sudah melampaui angka Rp2,4 triliun, nyatanya masih belum sebanding dengan kebutuhan untuk membangun.

 

Karena itu, pihaknya membuat skala prioritas pembangunan yang sangat dibutuhkan masyarakat, contohnya adalah perbaikan jalan rusak. "Pembangunan jalan beton menjadi prioritas karena akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dan alhamdulillah sampai tahun 2014 ini, dari panjang jalan kabupaten 864 kilometer, sudah lebih 50 persennya dibeton, sisanya akan terus dilanjutkan," terangnya.

 

Selain itu peningkatan derajat kesehatan serta pendidikan masyarakat menjadi prioritas tersendiri dari Pemkab Indramayu melalui penyebaran Kartu Sehat dan Kartu Pintar (Kasep).

 

"Dengan adanya Kasep ini, saya tidak ingin lagi mendengar ada anak-anak yang putus sekolah serta warga yang tidak bisa berobat. Karena semuanya telah ditanggung oleh Pemkab Indramayu," tegasnya.

 

Sebelumnya, Camat Bongas, H Moh Iskak Iskandar SSos, MM menyampaikan rasa suka cita masyarakatnya serta komitmen untuk mensukseskan visi Indramayu Remaja.

 

"Kami akan selalu mendukung kebijakan Bupati dan meminta agar terus melanjutkan pembangunan betonisasi jalan khususnya diwilayah Kecamatan Bongas, Gabus Wetan dan Kroya," ucap dia. (deni/humasindramayu)

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu