Langsung ke konten utama

Program GIZ di Indramayu Harus dilanjutkan

            INDRAMAYU 25/6/2014 – Akan berakhirnya program Fit For School yang dikelola oleh Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit / German Internastional Development – GIZ tahun 2014 ini sangat disayangkan oleh Bupati Indramayu. Untuk itu pihaknya berharap agar program itu bisa terus dilanjutkan hingga beberapa tahun mendatang. Hal itu dikemukakan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika menerima kunjungan delegasi GIZ, Dr. Bella Monse di Pendopo Kabupaten Indramayu, Rabu, (25/6/2014).

            Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seperti yang lansir Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu mengatakan, banyak manfaat dengan masuknya program Fit For School (FFS) diberbagai sekolah yang ada di Indramayu. Karena program tersebut dapat secara langsung mendukung program UKS yang selama ini telah dicanangkan di Kabupaten Indramayu. Dengan mendapatkan program FFS, maka sekolah mendapatkan pendidikan kesehatan dan fasilitas material untuk cuci tangan, sikat gigi, dan lainnya secara gratis.

            "Kami merasakan seklai manfaat dari program FFS yang dilakukan oleh GIZ ini , namun sayang harus berakhir tahun ini. Namun kami berharap agar program itu bisa dilanjutkan dan berganti ke sekolah lainnya terutama yang ada didesa-desa bersama dengan tim Pembina UKS" tegas bupati.

            Bupati menambahkan, untuk mendukung terlaksanannya program dan kegiatan UKS baik tingkat sekolah, kecamatan, maupun kabupaten. Pemkab Indramayu telah menganggarkan dalam APBD sejak tahun 2005 sampai dengan sekarang dengan nilai yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anggaran. Sebagai contoh, untuk tahun 2011 dianggarkan sebesar 260 juta, 2012 (430 juta), 2013 (161,2 juta), dan 2014 sebesar 315 juta.

            Sementara itu Regional Fit For School Program GIZ, Dr. Bella Monse mengatakan, setelah berjalan selama 2 tahun dan berdasarkan hasil evaluasi maka sekolah-sekolah yang mendapatkan program FFS telah banyak mengalami perubahan. Terkait dengan keinginan bupati, pihaknya mencoba untuk membahasnya bersama dengan tim. Pihaknya banyak mendapatkan masukan terkait dengan keinginan sekolah-sekolah yang ada di Indramayu terutama untuk meningkatkan kesehatan dilingkungan sekolah.

            "Saya banyak mendengar perkembangan UKS di Indramayu yang cukup berprestasi di tingkat Nasional. Tentu saja ini berkat dukungan dan keberpihakan pemerintah daerah terhadap program ini. Maka kalaupun nanti dilanjutkan maka program GIZ bisa mendukung program UKS yang telah ada," kata Bella Monse. (deni/humasindramayu)

           

 

           

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu