Langsung ke konten utama

Bupati Pantau UN, Sejumlah Masalah ditemukan

            LOHBENER 05/05/2014 – Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP bagi para pelajar di Kabupaten Indramayu mendapatkan perhatian serius dari pimpinan daerah. Bupati Indramayu, Wakil Bupati, dan Sekretaris Daerah berbagi wilayah untuk memonitoring secara langsung pelaksanaan UN tersebut, Senin (05/05/2014).

            Seperti yang dilansir Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah langsung memonitoring pelaksanaan UN di SMP Ungulan Sindang. Disekolah tersebut, bupati langsung mendapatkan laporan dari kepala sekolah bahwa banyak soal ujian yang tidak tercetak atau mengalami kerusakan. Hal ini tentu saja sempat membuat bingung para siswa dan pengawas yang bertugas, namun hal ini tidak terlalu menjadi persoalan karena langsung dibuatkan berita acaranya.

            Selanjutnya Bupati memonitoring di SMPN 1 Lohbener, disekolah ini bupati kembali menanyakan pelaksanaan UN dan kendala yang dihadapinya. Seperti halnya di SMP Unggulan, di sekolah tersebut bupati menerima laporan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia yang tengah diujikan di hari pertama ini terdapat soal yang tidak tercetak yakni soal nomor 13 dan 38. Selain melihat langsung pelaksanaan UN, bupati juga menanyakan keberadaan Kartu Pintar yang belum juga dibagikan di SMPN 1 Lohbener.

            "Kartu Pintar harus segera dibagikan jangan ditahan lama-lama pihak sekolah, pasalnya anak kurang mampu harus dibebeaskan dari smua beban biaya. Nunggu apa lagi kok masih belum dibagikan juga," tanya bupati.

            Setelah dari SMPN 1 Lohbener, berikutnya bupati monitoring di SMPN 1 Arahan, SMPN 1 Cantigi dan SMPN 2 Indramayu.  Kejadian tersebut hampir terjadi diseluruh wilayah Indramayu, hal ini karena keteledoran dari percetakan.

            "Setelah dimonitoring pada hari pertama ini ada sedikit kendala dilembar soal yang sudah dibagikan. Ternyata ada soal yang tidak tercetak, namun demikian smuanya bisa diselesaikan berkat kesigapan dari Dinas Pendidikan dan para pengawas yang ada dilapangan. Kejadian ini jangan sampai merugikan para siswa," tegas bupati.

            Sementara itu Wakil Bupati Indramayu H. Supendi memantau UN di wilayah barat Indramayu yakni di SMPN 1 Losarang dan SMPN 1 Kandanghaur.  Berdasarkan pemanatauan, secara umum UN berjalan dengan lancar meskipun ada sedikit kendala diawal pelaksanaannya.

            "Pelaksanaan UN waktunya ditambah 30 menit karena ada kendala diawal pelaksnaannya yakni banyak soal yang tidak tercetak. Kami juga mengantisipasi barangkali ada muatan politis di soal seperti halnya soal UN SMA beberapa waktu lalu," kata Supendi.

            Sedangkan Sekretaris Daerah Ahmad Bahtiar memastikan pelaksanaan UN di wilayah timur Indramayu berjalan lancar yakni dengan memonitoring UN di SMPN 1 Juntinyuat dan SMPN 1 Karangampel.

Seperti diketahui, mulai hari ini sebanyak 25.966 siswa SMP/MTs di Kabupaten Indramayu mengikuti UN. Jumlah tersebut terdiri dari 19.122 siswa SMP negeri dan swasta, serta 6.844 siswa MTs negeri dan swasta. Untuk hari pertama, peserta UN mengerjakan ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia yang kemudian hari berikutnya disusul Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA. (deni/humasindramayu)

           



--

Kunjungi Website Kami www.setda.indramayukab.go.id Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu