Langsung ke konten utama

Bupati Kecewa, Anak Tukang Cuci Tak Terima Kartu Pintar

            INDRAMAYU 06/05/2014 – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah kecewa pasalnya anak tukang cuci yang seharusnya menerima Kartu Pintar justru tidak mendapatkan kartu tersebut, akibatnya anak itu masih harus membayar iuran yang ditetapkan oleh sekolah.

            Kekecewaan bupati tersebut muncul setelah orang tua siswa itu mendatangi langsung dirinya dan memberikan laporan bahwa anaknya tidak mendapatkan Kartu Pintar. Tidak hanya disitu, meskipun dalam keadaan miskin dan tidak memiliki Kartu Pintar ternyata anaknya harus membayar iuran sebesar 90 ribu rupiah untuk membangun WC siswa yang merupakan hasil keputusan rapat antara sekolah dengan komite sekolah.

            Berkat laporan langsung dari orang tua siswa tersebut, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika bersamaan dengan monitoring UN SMP langsung mendatangi sekolah SMPN 2 Indramayu yang merupakan sekolah dimana tempat siswa itu belajar.

            "Saya cek langsung laporan dri masyarakat yang datang langsung ke tempat saya, setelah saya tanyakan langsung ke kepala sekolahnya, ternyata memang sekolah mengambil kebijakan iuran 90 ribu per siswa. Akan tetapi itu tidak berlaku bagi pemilik Kartu Pintar. Namun pada kejadian ini yang bersangkutan memang benar orang tidak mampu akan tetapi tidak memiliki Kartu Pintar karena pendataan yang terlewat," tegas bupati.

            Akibat kejadian itu, bupati meminta pihak sekolah untuk benar-benar melakukan pendataan secara riil dan tidak asal terima laporan. Karena kecerobohan pendataan, pada akhirnya siswa yang benar-benar miskin malah tidak mendapatkan Kartu Pintar malah justru dirugikan. Beberapa sekolah yang masih belum memberikan Kartu Pintar untuk segera menyerahkannya kepada para siswa dan tidak menahan kartu tersebut.

            Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 2 Indramayu, Samsudin mengatakan, selama ini memang pihaknya hati-hati dalam mengambil kebijakan terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan. Setiap kali akan bersingunggan dengan keuangan pihaknya memang selalu berkonsultasi dengan komite sekolah.

            "Kami segera susulkan siswa yang belum terdata sebagai penerima Kartu Pintar, ini menjadi perhatian serius sekolah kami," tegas Samsudin. (deni/humasindramayu)



--

Kunjungi Website Kami www.setda.indramayukab.go.id Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu