Langsung ke konten utama

Tinggi, Potensi Ceceran Minyak di Perairan Indramayu

            INDRAMAYU 28/4/2014 – Potensi tumpahan minyak di perairan Indramayu sampai dengan saat ini masih sangat tinggi. Jika tidak diantisipasi maka tragedy lingkungan seperti tahun 2008 masih bisa kemungkinan terjadi. Hal ini terungkap ketika berlangsung Sosialisasi Penanggulangan Keadaan Darurat Tumahan Minyak di Laut dan Pesisir Kabupaten Indrmayu yang berlangsung Senin, (28/4/2014) di Ruang Ki Tinggil Setda Indramayu.

            Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Ahmad Bahtiar seperti yang dirils Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu mengatakan, tingginya potensi itu dikarenakan banyaknya kegiatan yang berada di laut atupun pantai yang berkaitan dengan minyak karena keberadaan perusahaan minyak dan gas serta padatnya transportasi di laut  Jawa.

            Beberapa kegiatan yang berpotensi terjadi ceceran minyak yakni transportasi kapal tanker yang melintasi perairan laut Indramayu tetapi tidak singgah di Pelabuhan Khusus (Pelsus) Indramayu. Kemudian transportasi kapal tanker minyak menuju Pelsus Balongan rata-rata 49 kapal/bulan, kapal tug boat dan tongkang batu bara Pelsus PLTU Sukra rata-rata 22 kapal/bulan dan kapal LPG yang menuju Pelsus PT. BMU Patrol rata-rata 8 kapal / bulan. Yang juga sangat berpotensi yakni transportasi kapal tanker yang melintasi perairan bukan wilayah kewenangan Kabupaten Indramayu tetapi merupakan kewenangan provinsi (4-12 mil) dan kewenangan pusat (>12 mil).

            Selain transportasi, kegiatan lainnya yang juga berpotensi meimbulkan ceceran minyak dilaut yakni kegiatan pelabuhan Pelsus Balongan untuk industry migas, Pelsus PLTU Sukra untuk pembangkit listrik bersumber dari batubara, dan Pelsus PT. BMU Patrol untuk industry gas. Kegiatan loading/unloading minyak pada Single Bouy Moaring (SBM) di perairan laut dimana saat ini terdapat 4 SBM yang dikelola PT. Pertamina. Kegiatan lainnya yakni pengeboran lepas pantai, ex-ray, dan kegiatan perikanan yang menggunakan minyak sebagai pendukung.

            Ahmad Bahtiar menambahkan, untuk keterpaduan penyelenggaraan penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak di laut dan pesisir Bupati Indramayu telah mengeluarkan Keptusan Bupati Nomor 542.05/Kep.144-KLH/2013. Berdasarkan keputusan bupati tersebut seluruh pihak terkait dalam upaya penanggulangannya termasuk juga para tokoh masyarakat.

            Sementara itu Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu Tini Kartini mengatakan, sejak tahun 2008 ditemukan berbagai kasus tumpahan minyak yang ada di pesisir Indramayu. Berdasarkan data pada tahun 2008 terdapat 3 kejadian, tahun 2009 (4 kejadian), tahun 2010 (2 kejadian), tahun 2011 (7 kejadian), tahun 2012 (5 kejadian), semenatar tahun 2013 tidak ada laporan terjadinya tumpahan minyak. (deni/humasindramayu)

           

           



--

Kunjungi Website Kami www.setda.indramayukab.go.id Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu