Langsung ke konten utama

Gerakan Zakat Desa Mundakjaya Terbaik di Jawa Barat


            Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Indramayu terus mendapatkan apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak bahkan masyarakat miskin yang menjadi objek mensuport program tersebut. Salah satu program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Indramayu yang sangat luar biasa yakni Gerakan Zakat Masyarakat di Desa Mundakjaya Kecamatan Cikedung. Program tersebut menjadi program terbaik pertama di Provinsi Jawa Barat .

            Seperti yang dirilis Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu bahwa beberapa waktu lalu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat telah melakukan penilaian dan apresiasi pengurangan kemiskinan kepada kelompok masyarakat di kabupaten/kota di Jawa Barat. Berdasarkan penilaian Gerakan Zakat Masyarakat di Desa Mundakjaya Kecamatan Cikedung menjadi yang terbaik pertama  untuk program tersebut. Penghargaan itu diserahkan Gubernur  Jawa Barat pada acara puncak Musrenbang yang berlangsung Selasa (15/4/2014) yang lalu dan diterima Wakil Bupati Indramayu H. Supendi.

Wakil Bupati Indramayu H. Supendi mengatakan, dalam upaya pengurangan angka kemsikianan di Desa Mundakjaya Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu, Pemerintah Desa yang dipelopori langsung oleh Kuwu (Kepala Desa) Mundakjaya mengadakan kegiatan gerakan zakat masyarakat dan 'perelekan' (Dana santunan). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggerakan kaum muslim yang mampu untuk menunaikan ibadah zakat yang dampaknya bukan saja membantu meringankan penduduk miskin, tetapi juga akan dapat mengurangi angka kemiskinan di lingkungannya.

 

"Kegiatan ini berawal pada tahun 2009, sampai dengan saat ini menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Dengan melihat kondisi di desanya saat itu, inisiatifnya berawal dari sebuah pemikiran bahwa seorang Kepala Desa selain berfungsi sebagai pengayom masyarakat yang menjalankan fungsi administrasi kepemerintahan juga sebagai pelayan masyarakat yang mampu menyelesaikan permasalahan ditengah-tengah masyarakat," terang wabup.

 

Sementara itu Kuwu Mundakjaya, Sutarma, mengungkapkan pemerintah desa tidak bisa selalu menunggu bantuan dari pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat saja, tetapi harus mempunyai inisiatif sendiri. Apa yang dilakukan saat ini hasilnya belum optimal, artinya masih belum memenuhi sesuai nisbah dalam Alquran, namun yang terus dikembangkan adalah kesadaran masyarakat dalam menunaikan ibadah zakat demi kemaslahatan ummat dengan menciptakan lembaga UPZ yang bisa dipercaya dan transparan.

 

"Masyarakat dengan sendirinya akan tergerak apabila institusi pemerintahnya benar, dapat dipercaya,  bertanggung jawab dan mengedepankan nilai-nialai demokrasi. Pemerintah desa hanya menjalankan fungsi sebagai fasilitator, tidak ada intervensi kepentingan, pelaksana kegiatan sepenuhnya dilaksanakan oleh UPZ Desa. Jika ini dilakukan di semua level pemerintahan maka tujuan pembangunan terutama pengurangan kemiskinan akan dapat segera terwujud." Kata Sutarma.

 

Untuk mempermudah pendistribusian zakat maal, pengurus BAZ melakukan valuasi dengan cara meng-uangkan sejumlah padi yang diterima sehingga total penerimaan sebagai berikut: periode pertama tahun 2011 diterima padi sebanyak 6.272 Kg kemudian dijual dengan menghasilkan uang sebesar Rp. 23.206.400,- dan penerimaan uang tunai sebesar Rp. 17.900.000,- ditambah hasil penjualan padi sebesar Rp. 23.206.400,- sehingga totalnya sebesar Rp. 41.106.400,-.. Periode kedua tahun 2011, padi sebanyak 3.370 Kg dijual dengan menghasilkan uang sebesar Rp. 16.850.000,- dan penerimaan uang tunai sebesar Rp. 35.475.000,- ditambah hasil penjualan padi sebesar Rp. 16.850.000,- sehingga totalnya sebesar Rp. 52.325.000,-. Selanjutnya periode pertama tahun 2012, padi sebanyak 11.305 Kg dijual dengan menghasilkan uang sebesar Rp. 47.781.000,- dan penerimaan uang tunai sebesar Rp. 22.160.000,- ditambah hasil penjualan padi sebesar Rp. 47.781.000,- sehingga totalnya sebesar Rp. 69.491.000,- periode kedua tahun 2012, padi sebanyak 7.847 Kg dijual dengan menghasilkan uang sebesar Rp. 39.506.500,- dan penerimaan uang tunai sebesar Rp. 27.561.000,- ditambah hasil penjualan padi sebesar Rp. 39.506.500,- sehingga totalnya sebesar Rp. 67.067.500,-. Beras yang telah diuangkan tersebut kemudian dibelikan beras kembali dengan kualitas super yang jauh lebih baik, sehingga distribusi kepada masing-masing mustahiq berupa beras 20 Kg (kualitas super) dan Uang tunai Rp. 300.000,-. (deni/humasindramayu)

 

 

 


--

Kunjungi Website Kami www.setda.indramayukab.go.id Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu