Langsung ke konten utama

Bupati Monitoring Penggunaan Kartu Sehat

            INDRAMAYU  – Setelah beberapa hari diluncurkan, Kartu Sehat mulai dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Indramayu. Agar program tersebut bisa berjalan secara maksimal sebagai pimpinan daerah Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah langsung memonitor penggunaan kartu tersebut bagi para pemiliknya.

Ditengah hiruk pikuknya pelayanan poliklinik di RSUD Indramayu, Kamis (17/4/2014)  orang nomor satu di Indramayu tersebut langsung menanayakan kepada pasien yang tengah menunggu apakah mereka menggunakan Kartu Sehat ataukah pasien umum. Ternyata jumlah pasien yang ada di poliklinik tersebut jumlahnya seimbang antara yang memiliki Kartu Sehat maupun pasien umum lainnya.

Seketika itu langsung ditanyakan apakah ada kesulitan dalam pelayanannya ataukah masih dipungut biaya atau bahkan mungkin dibedakan pelayannya. Sebagian besar para pasien memberikan jawab kepada bupati bahwa selama ini pelayanan yang diterima bagi para pemilik Kartu Sehat sudah cukup baik tidak ada perbedaan dengan lainnya. Hanya saja masyarakat masih mengeluhkan terkait dengan keterlambatan dokter dalam memeriksa pasien dan juga masih kurang ramahnya para perawat ataupun petugas lainnya yang ada di RSUD Indramayu.

Mendengar berbagai jawaban tersebut Bupati Indramayu langsung meresponnya dengan berjanji akan segera memperbaiki kualitas layanan di RSUD Indramayu secara bertahap melalui jajaran manajemen rumah sakit tersebut. Keinginan masyarakat yang disampaiakan langsung kepada bupati itu langsung diperhatikan oleh jajaran direktur yang terus  meningkatkan kualitas pelayanan baik sarana prasarana mupun kalangan medisnya.

Seusai dari poliklinik, Bupati Indramayu yang didampingi suami DR. Irianto MS. Syafiuddin menuju ke ruangan pasien kelas III yang menjadi tempat rawat inap bagi para pemilik Kartu Sehat. Ditempat ruangan itupun, kembali bupati menanyakan secara langsung terkait dengan kualitas pelayanan yang diterima oleh para pemilik Kartu Sehat.

Seusai melihat langsung pelayanan bagi para pemilik Kartu Sehat, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seperti yang disampaikan Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu mengatakan, secara umum para pemilik Kartu Sehat telah terlayani dengan baik . Namun masih ada beberapa pokok perhatian yang harus ditingkatkan oleh jajaran RSUD Indramayu yakni sering terlambatnya dokter yang ada di poliklnik dalam memeriksa pasien. Hal ini sangat menganggu pasien karena mereka terlalu lama menunggu kedatangan dokter yang akan memeriksa.

"Selain itu  kenyamanan di ruangan kelas III yang menjadi rawat inap pasien pemilik Kartu Sehat harus ditingkatkan. Kebersihan harus menjadi perhatian penting dan pendingin  ruangan diupayakan untuk ditambah agar pasien bisa lebih nyaman. Apa yang disampaikan masyarakat tersbut merupakan keinginan nyata agar pelayanan kesehatan di Indramayu dapat ditingkatkan, saya sebagai pimpinan daerah merspon keinginan masyarakat tersebut," tegas bupati. (deni/humasindramayu)


--

Kunjungi Website Kami www.setda.indramayukab.go.id Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu