Langsung ke konten utama

Anomali Cuaca Ancam Produksi Padi

            INDRAMAYU 30/4/2014 – Anomali cuaca di wilayah Kabupaten Indramayu sangat mengancam produksi padi. Jika hal ini terjadi maka stok pangan nasional bisa mengalami gangguan. Hal itu ditegaskan Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Ahmad Bahtiar ketika membuka kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Masa Tanam Gadu tahun 2014  di Hotel Wiwi Perkasa, Rabu (30/4/2014).

Seperti yang dirilis Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu, beberapa waktu lalu, wilayah Kabupaten Indramayu mengalami anomaly cuaca yang sangat ekstreem yakni tingginya curah hujan yang sangat tinggi meskipun hanya 10 hari. Akibat anomaly cuaca ini terjadi musibah banjir dan sector pertanian merupakan bagian yang sangat terasa imbasnya karena mengalami kerugian yang sangat besar. Saat ini ancaman anomaly cuaca juga masih sangat dimungkinkan terjadi yakni datangya musim kemarau. Jika hal ini tidak segera diantisipasi maka ancaman gagal panen  bisa saja kembali terjadi di Indramayu.

 

Padahal  sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang strategis  dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat. Hasil produksi dari sektor ini akan menentukan ketersediaan bahan pangan yang dimiliki oleh masyarakat.

 

"Sesuai prinsip suplay and demand manakala kebutuhan meningkat dan stok terbatas, harga akan naik, begitu juga sebaliknya. Manakala stok berlimpah dan kebutuhan sedikit, harga akan turun. Keterbatasan hasil produksi pertanian yang tersedia di  masyarakat akan menyebabkan melambungnya harga bahan-bahan tersebut, yang tentunya akan semakin memberatkan kehidupan masyarakat," kata sekda.

 

Ahmad Bahtiar menambahkan, Kabupaten Indramayu mempunyai tugas untuk tetap mempertahakan perannya sebagai lumbung padi nasional. Target produksi   padi nasional  tahun 2014 sebanyak 76,57 juta ton gkg. Untuk Jawa Barat 12,65 juta ton gkg, sedangkan Kabupaten Indramayu mempunyai target produksi 1,63 juta ton gkg dari luas tanam 233.280 ha dengan tingkat produktivitas rata-rata 75,09 kuintal/ha. Secara nasional, target peningkatan produksi padi untuk tahun 2014 sebesar 7 %, sedangkan untuk Kabupaten Indramayu ditargetkan sebesar 10 %.

 

Sementaara itu Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Firman Muntako mengatakan, selain ancaman anomaly cuaca yang juga menjadi ancaman yakni organisme penganggu tanaman (OPT) yang dapat menyerang tanaman padi. Berdasarkan catatan antara tanggal 1-15 April 2014 ini sejumlah OPT telah menyerang yakni tikus telah menyerang 426 hektar, wereng cokelat menyerang 1.400 hektar, penggerek menyerang 521 hektar, dan serangan penyakit kresek sebanyak 547 hektar.  

Selain masalah tersebut, ancaman juga masih terjadi yakni adanya keterbatasan modal usaha tani, infrastruktur yang mengalami kerusakan, posisi tawar produk pertanian masih rendah, penyediaan air baku pada musim kemarau, dan juga masih adanya kehilangan hasil yang masih tinggi.

Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh para Camat se Kabupaten Indramayu, para coordinator PPL, POPT, Kepala UPTD Pertanian dan Pengairan, pengusaha pupuk, Bulog, BPS, HKTI dan KTNA serta undangan lainnya. (deni/humasindramayu)



--

Kunjungi Website Kami www.setda.indramayukab.go.id Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu