Langsung ke konten utama

Olahan Ikan Indramayu Siap Suplai Korea

            KANDANGHAUR 18/3/2014 – Melimpahnya potensi perikanan dari wilayah Kabupaten Indramayu nampaknya menjadi daya tarik bagi sejumlah warga Korea untuk mengembangkan usaha di Indramayu. Salah satunya PT. Java Seafood siap mengolah hasil perikanan dari Indramayu untuk dikirim ke Negara Korea dalam bentuk berbagai olahan makanan yang bersumber dari ikan.

            Hal itu terungkap ketika Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah bersama dengan suami DR. Irianto MS. Syafiuddin, Dandim 0616 Indramayu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), dan lainnya melakukan kunjungan kerja di PT. Java Seafood yang berada di jalur Pantura Eretan, Senin (17/3/2014).

            Kedatangan orang nomor satu di Indramayu tersebut untuk memastikan keberadaan perusahaan tersebut mulai proses untuk produksi. Selain itu, bupati juga mengecek keberadaan karyawan yang bekerja di tempat tersebut. Hal lain yang menjadi perhatian dari Bupati Indramayu adalah menanyakan sampai sejauh mana kenyamanan dalam berinvestasi di Indramayu.

            “Kami membuka pintu lebar-lebar bagi siapapun yang akan berinvestasi di Indramayu, perusahaan ini memiliki komitmen dengan pemerintah daerah dalam menggunakan potensi yang ada di daerah baik berupa tenaga kerja maupun bahan bakunya. Setelah kami cek ternyata 80 persen pekerjanya adalah warga dari Kecamatan Kandanghaur,” kata bupati.

            Sementara itu manajer PT. Java Seafood, Mr. Kang mengatakan, keputusan perusahaan untuk investasi di Indramayu sangat kuat. Hal ini didasari karena adanya sumber daya alam sebagai bahan baku cukup berlimpah. Kemudian, selama ini yang dirasakan pihaknya mendapatkan jaminan keamanan dalam berusaha di Indramayu. Keinginan pemerintah daerah untuk menggunakan tenaga kerja local juga telah dipenuhi oleh perusahannya.

            Pabrik yang akan mulai beroperasi pada 1 April mendatang akan menghasilkan berbagai olahan makanan dari hasil laut seperti nugget, sosis, baso, dan lainnya dalam jumlah cukup besar. Jenis olahan makanan ini sangat digemari di Negara Korea, untuk itu semua hasil produksi dari pabrik itu akan langsung dikirim / eksport ke Negara Korea bahkan jika permintaan memungkinkan akan juga dikirim ke Jepang.

            “Saat ini pasokan bahan baku dari Kabupaten Indramayu hanya baru bisa sekitar 20 ton per hari, padahal kami menargetkan suplai bahan baku dan produksi mencapai 50 ton per hari. Kekurangan bahan baku ini masih disuplai diantaranya dari Cirebon dan Brebes. Jumlah tenaga kerja yang ada saat ini baru 200 orang, jika bisa produksi 50 ton per hari maka tenaga kerja yang kami butuhkan sekitar 800 orang,” kata Mr Kang yang pandai berbahasa Indonesia.

            Sementara itu Komandan Kodim 0616 Indramayu, Letkol. CPN. Asyik Rudianto yang turut mendampingi bupati menegaskan, jajaran TNI dan Polri siap memberikan jaminan keamanan dalam berinvestasi di Kabupaten Indramayu. PT. Java Seafood ini diharapkan ikut membawa perusahaan asing lainnya dalam hal ini Korea untuk bisa masuk ke Indramayu. (deni/humasindramayu)

Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu



--

Kunjungi Website Kami www.setda.indramayukab.go.id Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu