Langsung ke konten utama

Seniman Indramayu -Cirebon Apresiasi Pembangunan

            INDRAMAYU 23/02/2014 – Ratusan seniman yang berasal dari Indramayu dan Cirebon mengapresiasi proses pembangunan yang berlangsung di Kabupaten Indramayu. Keberpihakan terhadap para seniman itu semakin nyata ketika Pemerintah Kabupaten Indramayu merealisasi pembangunan Gedung ‘Opera Cimanuk’ yang segera rampung dan bisa digunakan para seniman untuk berapresiasi secara maksimal.

            Ketertarikan para seniman untuk mengetahui secara langsung informasi proses pembangunan di Kabupaten Indramayu ditunjukan ketika para seniman tersebut melakukan audiensi dengan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah bersama suami Irianto MS. Syafiuddin (Yance) dan para pejabat lainnya, akhir pecan kemarin.

Ketua Dewan Kesenian Indramayu (DKI) Adung mengungkapkan, para seniman yang berasal dari Indramayu sengaja ingin berkunjung ke Pendopo Indramayu karena mereka ingin mendengarkan secara langsung komitmen dan informasi tentang keberpihakan pemerintah daerah kepada para seniman. Namun, bukan hanya seniman Indramayu yang ingin beraudiensi ternyata hal itu pun ingin dilakukan oleh para seniman Cirebon, karena menurut para seniman Cirebon proses pembangunan untuk seniman di kedua daerah hampir sama.

Adung menambahkan, komitmen Pemerintah Kabupaten Indramayu terhadap para seniman bisa dibuktikan semasa bupati Irianto MS. Syafiuddin. Pada waktu itu atas kebijaknnya, Pemkab Indramayu langsung menyerahkan gedung Wisma Dharma untuk berubah nama menjadi Panti Budaya yang kemudian pengelolannya diserahkan secara langsung kepada para pengurus DKI. Kini dimasa bupati Hj. Anna Sophanah, keberpihakan tersebut terus berlangsung seiring dengan dibangunnya gedung kesenian ‘Opera Cimanuk’ yang sangat megah dan reperesentatif bagi keberlangsungan kreativitas para seniman.

“Gedung Kesenian ini konsep awalnya ingin meniru gedung opera yang berada si Swedia, kini gedung itu tinggal finishing.Kami optimis komitmen pemerintah terhadap para seniman di Indramayu bisa terus lebih baik lagi,” kata Adung.

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Ahmad Bahtiar, SH. mengatakan, kedatangan para seniman asal Indramayu dan Cirebon ini menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah untuk terus memberikan dukungan kepada para seniman. Bahkan dengan kedatangan tersebut, pihaknya menjadi tahu secara langsung kondisi, permasalahan, dan keinginan para seniman.

Pada kesempatan itu, mantan Bupati Indramayu Irianto MS. Syafiuddin (Yance) yang didaulat para seniman untuk bercerita tentang keberpihakannya terhadap seniman waktu dirinya menjabat sebagai bupati sangat menyambut baik kedatangan para seniman dari kedua daerah itu. Apalagi ditempat itu, para seniman menyampaikan keluhannya terhadap proses berkesenian di Indramayu dan Cirebon.

Para seniman yang datang tersebut merupakan seniman dari berbagai bidang seperti sandiwara, sintren, wayang, puisi, theatre, musisi modern dan klasik, penyanyi, hingga fotographi dan bidang lainnya, Audensi tersebut juga dimeriahkan dengan kedatangan para penyanyi yang tengah ngetrend saat ini diantaranya, Wangi Indria, Susi Arzetty, Yuliana ZN, Johan Ferdy, Nunung Alvie, Hj. Duniawati, dll (deni/humasindramayu)



--

Kunjungi Website Kami www.setda.indramayukab.go.id Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu