Langsung ke konten utama

Sekdes Harus Menjadi Pelopor dan Agen Perubahan

Indramayu 18/2/2014 – Para Sekeretaris Desa (Sekdes) yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu harus bisa menjadi pelopor dan agen perubahan  sehingga dapat merespon tuntutan masyrakat yang semakin meningkat demi terwujudnya pegawai negeri sipil yang mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing.

Hal itu tegaskan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah yang disampaikan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Indramayu Drs. H. Wahidin ketika membuka kegiatan Bimbingan Teknis bagi Sekretaris Desa yang berlangsung di Grand Trisula, Selasa (18/2/2014).

“Sejalan dengan perkembangan jaman dan expektasi masyarakat yang semakin tinggi terhadap aparatur pemerintah, sekretaris desa sebagai salah satu unsur aparatur pemerintah diharapkan dapat bekerja dengan optimal, profesional dan berorientasi pada perubahan. Diharapkan saudara-saudara peserta bimtek dapat menjadi pelopor dan agen perubahan sehingga dapat merespon tuntutan masyrakat yang semakin meningkat demi terwujudnya pegawai negeri sipil yang mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing,” tegas bupati.

Bimbingan teknis yang dilaksanakan selama 4 hari tersebut diharapkan dapat menghasilkan aparatur negara yang mampu melaksanakan tugas dengan baik dan dapat memenuhi harapan masyarakat menuju ke arah pemerintahan yang baik (good governance). Kegiatan ini merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil dan Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2007 tentang persyaratan dan tata cara pengangkatan sekretaris desa menjadi pegawai negeri sipil.

Penyelenggaraan bimbingan teknis PNS sekretaris desa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu ini diharapkan dapat memberikan pencerahan serta dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman akan tugas dan fungsi sebagai sekretaris desa. Dengan demikian diharapkan para peserta bimtek akan dapat semakin memahami serta dapat melaksanakan tugasnya sebagai sekretaris desa dengan lebih baik lagi.

Sementara itu Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Indramayu Drs. Edi Mulyadi, MM mengatakan, kegiatan bimtek ini dibagi kedalam 6 angkatan sesuai dengan eks kawedanaan masing-masing. Untuk hari pertama ini merupakan eks kawedanaan Indramayu dimana peserta akan mengkikuti kegiatan tersebut selama 4 hari berturut-turut. (deni/humasindramayu)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu