Langsung ke konten utama

Awal Tahun, Bupati Kembali Mutasi Pejabat

 

            INDRAMAYU 13/01/2014 – Di awal tahun 2014 ini Bupati Indramayu kembali melantik dan mengambil sumpah sejumlah pejabat eselon II, III dan IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu. Pelantikan tersebut didasari atas Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 8 tentang Dinas Daerah Kabupaten Indramayu.

            Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu Drs. Edi Mulyadi, MM seperti yang dilasir Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu menjelaskan, dalam perda tersebut terjadi perubahan nomenklatur dan struktur kelembagaan yang semula Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kini berubah menjadi Dinas Keuangan Daerah. Dengan perubahan tersebut, konsekuensinya adalah perubahan jabatan yang disesuaikan dengan perda yang baru itu. Pengisian formasi jabatan juga karena adanya posisi yang kosong dikarenakan pejabatnya telah memasuki batas usia pensiun (BUP).

            Pada mutasi tersebut untuk pejabat eselon II berjumlah 2 orang yakni Drs. Rinto Waluyo, M.Pd yang semula menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kini menempati jabatan baru sebagai Kepala Dinas Keuangan Daerah Kabupaten Indramayu. Selanjutnya Dr. H. Marsono, M.Pd yang semula menjabat sebagai Sekretaris pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Indramayu kini menempati jabatan baru sebagai Staf Ahli Bidang Pembangunan yang telah kosong karena pensiun.

            Untuk eselon III yang mengalami pergeseran sebanyak 30 orang, diantaranya Drs. Aan Hendrajana, M.Si yang semula Sekretaris pada DPPKAD kini menjadi Sekretaris pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggantikan posisi Ir. Akhmad Budiharto, MM yang kini bergeser sebagai Sekretaris pada Dinas Pertanian dan Peternakan. Sementara Drs. H. Mochamad Suja'I yang semula Sekretaris pada Dinas Pertanian dan Peternakan kini menempati Sekretaris pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan.

            Posisi eselon III lainnya terutama posisi camat juga terjadi pergeseran, Drs. Masroni yang semula Sekretaris pada Kecamatan Bongas kini menempati posisi Camat Krangkeng menggantikan Iskandar, SH yang pensiun. Basuni, S.Ip. M.si yang semula Camat Kroya kini menempati Camat Kertasmaya. Sedangkan Camat Kertasmaya sebelumnya Asep Affandi Djanwari, S.Sos. M.si kini menempati sebagai Kepala Bagian Pemerintahan Umum pada Setda Indramayu menggantikan Aan Kustiawan, S.Sos yang kembali menjadi Camat Lohbener. Sedangkan Camat Lohbener sebelumnya Drs. H. Akhmad menjadi Camat Kroya.

            Sementara untuk eselon IV yang mengalami pergeseran sebanyak 61 orang diantaranya, Drs. Rosidi yang semula Kasi Tata Pemerintahan pada Kecamatan Jatibarang kini menjadi Kasubag Umum dan Kepegawaian pada Dinas keuangan Daerah. Sugiharto, ST yang semula Kepala UPTD Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kandanghaur kini bergeser ke wilayah Karangampel.

            Pada kesempatan itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, dengan adanya mutasi ini diharapkan semangat kerja dikalangan birokrasi Indramayu kembali muncul. Mutasi ini juga merupakan dampak dari adanya kebijakan tentang perubahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang harus direalisasikan.

            "Tahun baru mudah-mudahan dengan adanya posisi pejabat baru akan kembali menyemanagatkan  kinerja para birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu apalagi pada tahun 2014 ini merupakan tahun pencanangan Indramayu Bangkit," tegas bupati. (deni/humasindramayu)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu