Langsung ke konten utama

Relokasi Pedagang Karangampel diundur

 

INDRAMAYU 3/12/2013 - Relokasi ratusan pedagang di Pasar Karangampel Kabupaten Indramayu yang semula dijadwalkan pada 5 Desember ini ditunda hingga tahun depan. Alasannya, pembangunan sejumlah fasilitas di lokasi baru di Blok Kamal, Jalan Juntinyuat-Karangampel hingga kini belum sempurna.

"Jadi, relokasi baru akan dilakukan tahun depan sekitar Mei-Juni. Sekarang, kami masih menginventarisasi kebutuhan pedagang, agar saat relokasi tidak ada keluhan lagi," kata Wakil Bupati Indramayu H. Supendi seusai rapat paripurna di Gedung DPRD Indramayu, Senin (2/12/2013).

Supendi menuturkan, sejumlah fasilitas yang belum sepenuhnya rampung di pasar yang baru di antaranya yaitu jalan lingkungan, pagar, dan masjid. Meski demikian, anggaran pembangunan fasilitas sebesar Rp 1 miliar tersebut sudah masuk dalam dana APBD 2014.

Sementara Wakil Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, Abdullah Thohir mengamini rencana Pemkab Indramayu merelokasi ratusan pedagang Karangampel tersebut tahun depan. Dia menilai, relokasi tahun depan cukup realistis sehingga pasar di lokasi yang baru bisa ditunjang dengan fasilitas yang memadai.

"Intinya, jangan terburu-buru merelokasi pedagang sebelum pembangunan fasilitas di pasar yang baru selesai. Jadi, para pedagang pun nanti bisa menempati pasar baru tersebut dengan nyaman," ujarnya.

Relokasi Pasar Karangampel dilakukan lantaran Pasar Karangampel yang ditempati pedagang saat ini dinilai sudah tidak layak dan mengganggu arus lalu lintas. Pasalnya, pasar yang terletak di Jalan raya penghubung Indramayu-Cirebon ini berseberangan dengan Sub Terminal Karangampel sehingga memicu volume kendaraan yang tinggi. Selain itu, melubernya para pedagang hingga ke bahu jalan di sekitar Pasar Karangampel juga  menjadi sumber kemacetan. Kondisi tersebut membuat kawasan tersebut semerawut.

Pembangunan lokasi baru Pasar Karangampel di Blok Kamal dilakukan sejak 2012 lalu dengan dana APBN sebesar Rp 9,6 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membangun 244 kios dan 260 los di atas lahan seluas 5 hektare.

Pasar tersebut ditargetkan menjadi salah satu pasar percontohan dan ramah lingkungan. Pemkab Indramayu sebelumnya telah menyiapkan lahan seluas 16.900 meter persegi untuk relokasi Pasar Karangampel di Jalan Raya Juntinyuat-karangampel.

Selain akan menjadi percontohan pasar di kabupaten Indramayu, relokasi pasar tersebut juga akan menjadi solusi untuk mengurai kemacetan kendaraan di ruas jalan Cirebon-Karangampel. Sementara di lokasi lama, rencananya akan dibangun sarana olah raga. (deni/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu