Langsung ke konten utama

Desa Cemara disawer Rumput Laut 10 Ton

 

            CANTIGI 17/12/2013 – Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di Kabupaten Indramayu terus bergema dan semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Berbagai kegiatan terus dikembangkan agar keluarga sebagai pelaku dan target dapat benar-benar menikmati dari program tersebut.

            Setelah sebelumnya Desa Cemara Kulon Kecamatan Losarang disawer rumput laut 10 ton. Kini Desa Cemara Kecamatan Cantigi menjadi sasaran pembangunan. Kali ini desa tersebut mendapatkan pembangunan melalui bantuan bibit rumput laut sebanyak 10 ton dari Yayasan Damandiri melalui program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dan Pemerintah Kabupaten Indramayu.

            Dengan budidaya rumput laut, masyarakat di Desa Cemara tersebut diharapkan dapat meningkatkan taraf hidupnya dari kondisi yang sudah ada saat ini. Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petambak dan petani garam. Maka dengan membudidayakan rumput laut ini akan ada nilai tambah bagi masyarakat itu.

            Pasalnya, budidaya rumput laut tidak memerlukan perlakuan khusus karena bisa dibiarkan dan hidup bersama dengan bandeng ataupun udang. Masyarakat yang selama ini sudah menjadi petambak dengan menanam bandeng ataupun udang kini bisa memanfaatkan air yang diatasnya dengan ditanam rumput laut.

            Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Indramayu Drs. H. Wahidin,  melalui Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu mengungkapkan, budidaya rumput laut ini sangat bernilai ekonomis karena sejak ditanam maka hanya 2 bulan rumput laut itu bisa dipanen. Dengan menanam rumput laut ini jika pendapatan masyarakat naik maka akan menaikan pula tingkat daya beli masyarakat dan IPM juga akan terangkat.

            "Budidaya rumput laut di Desa Cemara Kecamatan Cantigi melalui sistem Posdaya ini diharapkan dapat lebih memberdayakan keluarga-keluarga yang ada di desa ini. Selain itu kami juga dari pemerintah daerah bertekad untuk membikin seribu Posdaya  agar masyarakat bisa terus berdaya dan mandiri. Saat ini kami baru terima 20 ton dari Yayasan Damandiri, berikutnya kami bisa ajukan lagi jika banyak masyatakat yang menginginkan budidaya rumput laut tersebut," tegas Sekda.

            Dengan adanya sawer sebanyak 10 ton bagi masyarakat Desa Cemara masyarakat langsung menyambutnya dengan antusias dan langsung menebarkannya dilahan yang telah disediakan. Masyarakat bergotong royong membawa bibit tersebut. Bahkan pola pelatihan bagi rumput laut ini bukan hanya diperuntukan bagi para kaum laki, namun ibu-ibu juga diberikan pelatihan tentang mengolah rumput laut agar lebih berdaya guna.

Sementara itu Anna Murnijati dari Yayasan Damandiri mengatakan, bantuan yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu tersebut dikarenakan pemerintah daerah yang dipimpin oleh Bupati Hj. Anna Sophanah tersebut memiliki komitmen untuk terus mengembangkan ekonomi keluarga dengan menggunakan system posdaya.

"Kepemimpinan Bupati Hj. Anna Sophanah telah terbukti memiliki koiotmen karena selama ini telah banyak mengirimkan duta-duta dari Indramayu untuk belajar dan berlatih tentang pemberdayaan ekonomi keluarga di Yayasan Damandiri," tegasnya. (deni/humasindramayu)          

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu