Langsung ke konten utama

Bupati Selamatkan Nasikin dari Dropout

 Kehadiran Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah pada kegiatan Bupati Ketemu Rakyat yang diselelngarakan di Desa Gunungsari Kecamatan Sukagumiwang nampaknya menjadi penyelemat bagi kehidupan Nasikin (15). Seorang anak yang telah dropout kini bisa kembali bersekolah setelah diketahui secara langsung oleh pimpinan di Indramayu ini.

Sebelumnya Nasikin tercatat sebagai siswa MTS Syifa Walain yang berada di Kecamatan Sukagumiwang, dia telah menempuh pendidikan di sekolah itu selama dua tahun. Namun kemudian orang tuanya Trisno yang hanya berfrofesi sebagai buruh tani tidak kuat lagi untuk membiayai biaya sekolahnya yang pada akhirnya menjadikan Nasikin harus keluar dari sekolah karena tidak memiliki biaya.

Selama beberapa bulan dirumah, Nasikin hanya bisa membantu orang tuanya untuk mencari nafkah. Namun ketika Jum'at kemarin tempat kediamannya dikunjungi langsung oleh Bupati Indramayu dirinya menjadi sumringah dan semangat itu muncul kembali karena adanya jaminan pendidikan dari Bupati Indramayu.

Ketika sampai di depan rumah gubuk, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah langsung masuk dan melihat keadaan dalam rumah yang kurang mendapatkan ventilasi. Setelah itu keluar lagi dan langsung menanyakan keadaan Nasikin yang hanya termenung duduk di atas balai bambu disudut depan rumahnya.

Denagn menepuk bahunya, bupati mencoba tahu secara langsung penyebab yang mengakibatkan Nasikin harus berhenti sekolah. Kemudian, bupati juga menanyakan apakah dia masih mempunyai keinginan untuk sekolah. Mendengar pertanyaan itu, lantas Nasikin menganggukan kepalanya bahwa dia mau kembali melanjutkan sekolahnya.

Mendengar keinginan itu, bupati lantas memanggil kepala UPTD Kecamatan Sukagumiwang dan segera memerintahkan agar kembali memasukan Nasikin ke sekolahnya.

"Kepala UPTD nampaknya kecolongan, ternyata masih ada anak sekolah yang dropout karena tidak ada biaya. Padahal saya sudah sering mengingatkan agar kepala UPTD Pendidikan harus sering turun ke masyarakat dan melihat kondisi pendidikan anak-anak di daerahnya. Nasikin harus kembali sekolah, dan kepala UPTD harus memfasilitasinya," tegas bupati.

Mendengar pernyataan dari bupati itu, lantas Nasikin dan orang tuanya bersama dengan masyarakat sekitarnya merasa gembira karena kunjungan Bupati Indramayu tersebut ternyata dapat menyelematkan pendidikan Nasikin yang sudah dropout. (deni/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu