Langsung ke konten utama

Bupati Salurkan Bantuan Korban Puting Beliung

 TERISI 11/12/2013 – Kejadian bencana alam angin puting beliung yang menimpa warga Desa Plosokerep Kecamatan Terisi pada Senin sore kemarin langsung direspon oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah. Rabu pagi (11/12) orang nomor satu di Indramayu ini langsung menyerahkan bantuan berupa sembako, uang tunai, dan bantuan lainnya.

Kedatangan bupati tersebut langsung disambut warga Desa Plosokerep Kecamatan Terisi yang tengah tertimpa musibah. Seperti biasanya Bupati Indramayu menyalami masyarakat satu per satu yang menyambutnya dengan penuh rasa keprihatinan yang mendalam.

Seperti yang dilansir Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu bantuan yang diberikan berupa uang tunai, paket sembako dari Bagian Agama dan Kesra, alat-alat logistic dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, serta paket sembako dari PMI Cabang Indramayu.

Pada kesempatan itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, kejadian tersebut merupakan musibah yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Namun demikan bagi orang yang terkena musibah jangan terus larut dengan kejadian yang menimpanya itu diharapkan dapat bangkit secara bersama-sama menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi saat ini.

"Kami harapkan masyarakat terus bangkit untuk saling membantu dan bergotong royong menyelesaikan masalah bencana ini agar cepat kembali seperti semula. Bantuan ini jumlahnya tidak seberapa, namun diharapkan dapat mengurangi penderitaan yang saat ini tengah dialami masyarakat Desa Plosokerep," kata bupati.

Seperti diketahui, sebanyak 62 rumah warga rusak dan 14 pabrik bata dan penggilingan beras ambruk akibat angin puting beliung yang menerjang Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Senin lalu. Empat warga mengalami luka-luka, sementara kerugian materi ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Salah seorang warga setempat, Tarwan (29) menuturkan, angin puting beliung menerjang daerahnya ketika hujan turun deras. Hanya dalam waktu beberapa menit, angin kencang menerjang rumah-rumah warga serta menyebabkan genting beterbangan dan menimpa atap rumah warga lainnya.

"Angin sangat kencang sehingga warga berlarian ke luar rumah meski sedang hujan karena takut tertimpa reruntuhan," katanya.

Angin puting beliung tak hanya merusak rumah, tetapi juga menumbangkan sejumlah pohon dan merobohkan belasan pabrik pembuatan batu bata. Sejumlah pabrik bata yang beratap asbes dan bertiang bambu tersebut roboh dan rata dengan tanah.

Akibat kejadian itu, empat warga mengalami luka-luka. Mereka adalah Dirlan, Yudi, Katiman, dan Karsono.

Darsi (35), warga lainnya mengaku mendengar suara bergemuruh beberapa saat sebelum puting beliung menerjang daerahnya. "Kami ketakutan sekali, soalnya hujan turun deras dan aliran listrik juga padam," ujarnya.

Memasuki musim hujan ini, sejumlah daerah di Indramayu berpotensi dilanda bencana alam seperti puting beliung dan banjir. Data Satuan Penanggulangan Bencana Kabupaten Indramayu menunjukkan, ada enam belas kecamatan yang diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana, yaitu Kecamatan Cantigi, Losarang, Lelea, Gabuswetan, Widasari, Indramayu, Kandanghaur, Kroya, Arahan, Cikedung, Lohbener, Patrol, Terisi, Bongas, Anjatan dan Sukra.

Sementara pada musim kemarau, bencana kekeringan dan kebakaran juga mengancam sejumlah daerah di Indramayu. Sepanjang 2013, sedikitnya terjadi 30 kebakaran dengan kerugian mencapai Rp 2,4 miliar.

"Jumlah itu meningkat dari tahun lalu yang hanya 28 peristiwa. Namun, kerugian materinya lebih kecil dari tahun lalu yang mencapai Rp 4,3 miliar," katanya Hadi Suhardi, Kepala UPTD Pemadam Kebakaran Kabupaten Indramayu. (deni/humasindramayu)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu