Langsung ke konten utama

Wabup Tengok Penderita Bantu Ginjal

Meski tanpa kehadiran Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah, kegiatan Bupati Ketemu Rakyat (BKR) tetap dilaksanakan. Kali ini di wilayah Kecamatan Gantar, Jumat (1/11). BKR kali ini dipimpin Wakil Bupati Indramayu, Drs H Supendi MSi yang didampingi unsur Muspida dan kepala OPD. Wabup dan rombongan bersepeda menyapa langsung masyarakat pelosok Desa Mekarjaya.

Saat menyusuri pemukiman penduduk di Blok Janggot, orang nomor dua di jajaran Pemkab Indramayu itu menyempatkan diri menengok Slamet (60), salah seorang warga yang menderita penyakit batu ginjal.

Slamet sudah sejak lama menderita penyakit batu ginjal. Karena penyakitnya itu, Slamet sulit berdiri dan kencing serta hanya tergolek lemah di atas tempat tidur. Slamet juga diketahui tidak masuk dalam program Jamkesmas walaupun tergolong warga miskin.

Supendi langsung memerintahkan kepala UPTD Puskesmas Gantar, untuk melakukan observasi dan membawanya ke RSUD Indramayu untuk segera dioperasi. "Menjadi tanggung jawab pemerintah untuk membantu warganya yang mengalami kesulitan, termasuk Pak Slamet ini. Walau tidak masuk dalam program Jamkesmas, tetap harus ditolong. Pemkab Indramayu yang menanggung," kata dia.

Selain di Blok Janggot, wabup juga bertemu penduduk di Blok Pelasah Koneng. Saat berdialog, warga setempat meminta agar Pemkab Indramayu segera merealisasikan perbaikan jalan desa sepanjang 5 kilometer yang kondisinya rusak berat.

"Sengaja jalur sepeda santai melewati jalan menuju Blok Pelasah Koneng ini, supaya pak wabup beserta rombongan dapat merasakan dan melihat langsung kondisi yang sebenarnya. Semoga perbaikan jalan segera terealisasi untuk kemajuan masyarakat disini," kata Camat Gantar, Drs Asep Mahmud.

Menanggapi hal itu, Supendi berjanji untuk mewujudkan harapan masyarakat setempat setelah terlebih dulu melapor kepada Bupati Indramayu. "Saya yakin, bupati akan langsung merespons keluhan masyarakat disini. Apalagi, anggaran untuk perbaikan jalan sudah dialokasikan cukup besar yakni mencapai Rp280 miliar," ungkap dia.

Di tempat yang sama, Supendi mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan untuk tidak tergiur dengan iming-iming untuk memiliki tanah secara  mudah yang ditawarkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Sebab, daerah kawasan hutan menjadi milik Perum Perhutani.

"Jangankan masyarakat, Pemkab saja kalau ingin memanfaatkan tanah milik Perhutani harus izin dulu dan melalui proses sesuai aturan. Bukannya untung dapat tanah, malah rugi nantinya karena dibohongi," tegas Supendi. (kho/deni/humasindramayu)

 


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu