Langsung ke konten utama

Indramayu Terima Mobil Hijau

 

INDRAMAYU 04 Nopember 2013 - Kabupaten Indramayu akan menerima program Mobil Hijau dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB ) pada 1 Desember mendatang. Pemberian mobil ini akan diserahkan bertepatan dengan Hari Perempuan Menanam oleh Ibu Negara Ny. Ani Bambang Yudhoyono. Kepastian itu didapatkan setelah ada kunjungan resmi dari Ibu Yuliana Kambuaya ke Kabupaten Indramayu, Senin (4 Nopember 2013).

Mobil Hijau ini merupakan salah satu metode edukasi, penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat agar tergerak untuk berperan aktif menjaga kelestarian lingkungan. Sesuai dengan fungsinya, mobil hijau ini secara bergiliran akan mengunjungi lokasi-lokasi yang selanjutnya akan bergerak dan berkembang menuju lokasi binaan SIKIB, sekolah-sekolah atau lokasi lainnya sesuai dengan kebutuhan. Layanan yang diberikan akan beragam sesuai target audience yaitu kelompok perempuan dan anak-anak. Keberhasilan setiap program ini dapat diukur dari berapa banyak peserta yang ikut terlibat dalam kegiatan selama periode tertentu. Bagi komunitas yang telah terbentuk tetap mendapatkan informasi dan pelayanan yang berkelanjutan. 

Yuliana Kambuaya mengatakan, Mobil Hijau ini berasal dari BUMN yang ada di Indonesia yakni PT. Pertamina RU VI Balongan. Untuk Indonesia Mobil Hijau ini sudah dimiliki oleh 27 kabupaten/kota dan provinsi. Sedangkan di Jawa Barat Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang ke enam memiliki Mobil Hijau hasil prakarsa SIKIB.

"Jika dalam enam bulan Mobil Hijau ini tidak beroperasi dan tidak memiliki kegiatan maka mobil ini akan ditarik lagi, untuk itu harus segera disusun program kerja dan operasional bagi kendaraan itu," tegas Yuliana.

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, pihaknya berharap agar Mobil Hijau ini dapat dioperasionalkan secara maksimal agar lingkungan Indramayu semakin hijau. Dengan Mobil Hijau ini sistem edukasi pendidikan secara dini untuk lingkungan bisa disebarkan kepada anak-anak hingga masyarakat luas.

Bupati berharap, dengan kondisi luas wilayah Indramayu yang mencapai 209.94 hektar dan jumlah penduduk mencapai 1.675.790 jiwa keberadaan Mobil Hijau sangat diperlukan untuk bisa mencakup semua wilayah. Namun demikan pihaknya akan mengoptimalkan penggunaan mobil itu.

"Kita berharap jumlah Mobil Hijau ini bisa lebih dari satu karena luas wilayah yang sangat luas dan jumlah penduduk lebih dri satu juta," tegas bupati.

Pada kesempatan itu turut hadir Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Indramayu Ny. Nani Indriyani Supendi, Ketua Perhimpunan Wanita Patra RU VI Balongan Ny. Budi Sani Syarif, dan pejabat dari Kementrian Lingkungan Hidup. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh para Ketua Tim Penggerak PKK seluruh kecamatan di Kabupaten Indramayu. (deni/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu